MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Penolakan praktik poligami yang digagas oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) baru-baru ini, dinilai dapat merugikan calegnya sendiri.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai, gagasan PSI terkait anti poligami ini sangat sensitif di tengah euforia populisme kanan.
“Di segmen pemilih tradisional, Caleg PSI bisa saja di rugikan dari isu ini,” terang Luhur melalui pesan WhatsApp, Kamis (13/12/2018).
BACA:Â Jade Thamrin, Caleg PSI Berparas Cantik dan Muda Siap Bertarung Dapil Sulsel 1
Selain itu, Luhur mengatakan, sebagai sebuah gagasan politis, memang banyak yang menolak gagasan partai besutan Grace Natalie ini.
“Karena faktanya, beberapa regulasi di level Undang-Undang maupun PP tetap mengakomodasi muatan Syariah. Seperti UU Perkawinan dan PP Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS,”
BACA:Â PSI Dorong Masa Depan Demokrasi Indonesia
Meski demikian, lanjut Luhur, PSI yang tergolong sebagai partai baru memang harus punya diferensiasi isu dan gagasan kepada pemilih. Sikap PSI yang anti Poligami merupakan aktualisasi salah satu nilai utama mereka, yakni non-diskriminasi.
“Nilai non diskriminasi mungkin di maknai sebagai proteksi perempuan dari ancaman diskriminasi, sesuatu yang sdh di atur hukum-hukum agama tertentu dan juga dalam hukum positif kita,” jelasnya.
BACA:Â Grace Natalie Dianggap Menistakan Agama, Pendukung Jokowi Ingatkan Kasus Rocky Gerung
Sebelumnya, Ketua Umum PSI, Grace Natalie mengeluarkan statemen penolakan ini dalam pidato politiknya di Festival 11, di Jatim Expo International Surabaya, Selasa (11/12/2018) lalu. Mantan presenter ini melarang seluruh kader, pengurus dan anggota legislatif yang berasal dari PSI untuk praktik poligami.
“PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partai ini yang boleh mempraktikkan poligami,” kata Grace.