MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pihak Universitas Negeri Makassar (UNM) menampik rumor miring yang menyebutkan bahwa pihaknya hanya memberikan harapan palsu kepada mahasiswanya terkait subsidi kuota untuk pembelajaran daring.
Rumor tersebut sempat heboh setelah beberapa media memberitakan program tersebut disebut hoaks oleh sejumlah mahasiswa UNM.
Hal itu muncul tidak lain karena mahasiswa merasa sampai hari ini belum menerima subsidi kuota yang dijanjikan rektor UNM melalui surat edaran nomor 933/UN36/TU/2020.
Menanggapi rumor tersebut, pihak UNM melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas), Burhanuddin, mengatakan bahwa UNM benar-benar akan memberikan subsidi kuota dimaksud.
“Bukan hoaks, tapi benar kalau kebijakan rektor memberikan voucher senilai 50.000. Dengan cara mendaftarkan nomor telepon dan nomor induk mahasiswa (NIM) ke program studi masing-masing, sekaligus diverifikasi dan dilaporkan ke provider telekomunikasi,” terang Burhan.
Menurut pria yang akrab disapa pak Bur tersebut, rumor tersebut muncul karena banyak mahasiswa yang belum memahami mekanisme yang harus dilalui.
Padahal pihak UNM sudah melakukan sosialisasi ke setiap program studi terkait program subsidi kuota tersebut sejak bulan April lalu.
“Hanya saja sebagian ada yang belum paham. Padahal tahap sosialisasi sudah kami lakukan sejak bulan April,” jelasnya.
Terkait rumor yang beredar, pihak yang menyebarkan rumor tersebut kabarnya sudah mengerti setelah mendapat keterangan dari pihak kampus.
“Itu juga yang ditanyakan kepada saya, sudah dijelaskan, dan Alhamdulillah yang menanyakan sudah mengerti maksud maksudnya.”
“Saya berharap informasi tersebut disampaikan juga ke teman-temannya. Jadi dimaklumi saja, mungkin pengaruh puasanya,” terang Burhanuddin.
Perlu diketahui, di dalam surat edaran yang dikeluarkan rektor UNM terkait subsidi kuota, mahasiswa dan dosen diminta untuk menggunakan kartu Telkomsel atau Indosat, bukan kartu yang lain.