Suka Diet Rendah Karbo? Ini Bahaya Tersembunyinya

Ilustrasi Diet rendah lemak/ INT

SULSELEKSPRES.COM – Sebagian orang sangat tertarik dengan diet rendah karbohidrat atau pola makan yang membatasi konsumsi karbohidrat. Hal itu lantaran diklaim cepat menurunkan berat badan.

Ada berbagai macam diet rendah karbo, tetapi yang sekarang ini populer adalah diet ketogonik. Penganut diet ini membatasi karbohidrat dan memperbanyak asupan lemak. Ternyata, diet semacam ini dapat membuat tubuh menjadi lemas.

Para ahli gizi juga menilai diet ini bisa menjadi bumerang bagi kesehatan, dilansir dari reader’s digest via kompas.com, “Tubuh mendapatkan energi yang dibutuhkan dengan memecah karbohidrat dari makanan yang kita asup. Tapi karena kekurangan nutrisi vital ini, tubuh akan mulai memecah lemak,” ucap Rachel Clare seoarang ahli diet terdaftar.

Memang hal ini terdengar bagus. Namun saat tubuh memecah lemak, ia melepaskan keton, yang merupakan molekul yang diproduksi oleh hati dari asam lemak.

Kadar keton yang tinggi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan mengubah keseimbangan kimiawi darah. Terlebih lagi, diet rendah karbo sulit bertahan dalam jangka panjang sehingga justru menyebabkan berat badan Anda berfluktuasi. Semua hal ini berefek buruk bagi kesehatan.

“Dalam beberapa kasus medis kecil, diet ketogenik sebenarnya memberi manfaat, seperti untuk penderita epilepsi. Tapi untuk masyarakat umum, diet ketogenik cukup berbahaya,” kata Clare.

Lalu, bagaimana cara diet yang tepat? Untuk menurunkan berat badan, dokter menyarankan untuk menukar karbohidrat sederhana favorit Anda dengan karbohidrat kompleks seperti serelia utuh, beras merah, atau pun oatmeal. Jika Anda masih ingin melakukan diet ini, Diet Ketogenik Harus Dalam Pengawasan Dokter.

Disarankan jika ragu dengan jenis karbo yang harus dipilih, telusuri merek yang menyertakan kata “utuh” di depan bahan utamanya. Setidaknya setiap bahan makanan memiliki 3 gram serat per sajian. Cara seperti ini akan membuat perut tidak kelaparan dan kesehatan tetap terjaga.