MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Akibat ulah suporter, PSM Makassar harus menanggung denda dari PSSI nyaris mencapai setengah miliar dalam dua laga terakhirnya di Liga 1 musim 2018.
Pertama, PSM dijatuhi denda karena pelanggaran suporter saat laga kontra Bhayangkara FC pada 3 Desember 2018 lalu. Pada hasil sidang Komdis PSSI tersebut menyebutkan jika para suporter telah melakukan pelemparan botol dan bernyanyi dengan kata yang tidak patut, total dendanya mencapai Rp 100 Juta.
Selanjutnya PSM kembali dijatuhi sanksi, namun kali ini lebih berat lagi,
yakni mencapai Rp 300 juta, akibat ulah oknum suporter yang menyalakan flare saat pertandingan terakhir Juku Eja melawan PSMS Medan di Stadion Andi Mattalatta Mattoanging Makassar pekan lalu. Total keseluruahan denda PSM di dua laga terakhir mencapai Rp 400 juta.
Baca Juga:
Mengenal Hilmansyah, Putra Jeneponto Pahlawan PSM Makassar Dibawah Mistar
Sekretaris Klub PSM Makassar, Andi Widya Syadzwina sangat menyayangkan denda yang harus dibayarkan pihak manajemen dengan jumlah yang sangat besar tersebut.
“Kami telah menerima SK Komdis PSSI terkait hukuman yang diberikan kepada PSM akibat tingkah laku buruk suporter” kata Wina sapaan akrabnya, seperti dilansir dari website resmi klub (17/12/2018).
Denda tersebut, lanjut Wina sangat berat bagi PSM Makassar yang tengah menyiapkan tim untuk berlaga di Piala Indonesia serta persiapan pembentukan tim menghadapi Liga 1 2019 nanti.
“Sangat disayangkan di saat seperti ini kita harus membayar denda yang sangat besar” tambah Wina.
PSM Minta Suporter Tidak Mengulangi Lagi
Manajemen PSM Makassar memberikan imbauan kepada suporter dan berharap agar kejadian yang dapat merugikan klub tidak terulang lagi.
“Kami berharap ini yang terakhir dan tidak ada lagi hukuman maupun denda-denda lainnya di masa yang akan datang. Mari kita sama-sama menjaga PSM demi kebaikan bersama,” jelas Sekretaris Klub PSM Makassar, Andi Widya Syadzwina.
“Kalau memang cinta PSM, harusnya bisa membantu dan mendukung tim tercinta kita ini dengan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang berujung hukuman berat termasuk denda uang yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah,” kata Wina.
