MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Jelang beberapa hari menuju pencoblosan calon walikota dan wakil walikota Makassar tahun 2020, seluruh kandidat kian masif melakukan upaya penggalangan suara.
Salah satu yang tidak terhindarkan dari setiap momentum pemilihan umum adalah tagline. Tagline dan kandidat memang ibarat dua sisi mata uang yang sangat sulit untuk dilepaskan.
Sebab, tagline dianggap sebagai representasi konsep, program, dan gagasan, sekaligys menjadi identitas para kandidat itu sendiri, agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
Di mata pengamat, tagline merupakan hal vital yang sulit untuk dilepaskan. Sebab, hal itu dinilai sebagai cerminan kandidat itu sendiri, untuk mempengaruhi orang banyak agar lebih mudah menali dirinya.
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu pengamat politik di kota Makassar, Arief Wicaksono. Menurut Arief, tagline juga bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mengkonversi dukungan menjadi suara di tempat pemungutan suara (TPS).
“Menurut saya tagline adalah hal yang penting dalam setiap kandidasi politik. Karena tagline sebenarnya adalah sebuah konsep, cerminan kandidat yang disederhanakan dalam satu atau dua frasa kata,” buka Arief kepada Sulselekspres.com.
“Oleh karena itu, tagline juga bisa dimaknai sebagai identitas kandidat, sekaligus identitas pendukung kandidat. Nah, jika sebuah tagline sudah menjadi identitas pendukung, maka untuk mengkonversinya menjadi suara dalam TPS akan menjadi lebih mudah,” lanjutnya.
Senada dengan itu, pengamat politik Universitas Hasanuddin, Ali Armunanto mengatakan, keberadaan tagline yang melekat dalam diri kandidat layaknya keyword yang bisa digunakan untuk membuka hal tertentu.
“Tagline menjadi identitas atau penanda buat kandidat. Biasanya tagline diasosiasikan dengan sosok atau profil kandidat ataupun programnya. Tagline ini penting, karena segala hal terkait calon biasanya terepresentasikan didalam tag linenya,” ujar Ali.
“Tujuannya tentu untuk mempermudah pemilih mengingat profil atau program calon. Fungsinya seperti “keyword” dalam sebuah tulisan,” lanjutnya.
Dengan begitu, kehadiran tagline dianggap bisa digunakan untuk membuka keran suara di hari pemilihan. Akan tetapi, hal itu harus tetap disesuaikan dengan kreatifitas kandidat itu sendiri.
“Kalau kandidat bisa menggunakan tagline dengan baik dan mampu mengasosiasikan tagline dengan profil dan programmnya, tagline bisa menjadi penentu kemenangan seseorang.”
“Tapi semua tergantung dengan strategi komunikasi politik yang digunakan,” tutup Ali.



