SULSELEKSPRES.COM – Pernyataan kader senior PKS, Tifatul Sembiring menuai banyak kritik usai dianggap membela Edy Mulyadi soal Kalimantan yang akan menjadi Ibu Kota Negara (IKN) sebagai tempat jin buang anak.
Kritik bahkan datang dari orang terdekatnya sendiri. Adalah Fathan Sambiring, anak dari Tifatul Sembiring sendiri yang ikut mengkritik keras sang ayah.
Melalui status Facebooknya, Fathan meminta Tifatul untuk diam dari pada memberikan pernyataan yang justru bakal kian membuat masyarakat Kalimantan marah.
“Mingkem gitu Beh, mingkem..! Politik di Indonesia itu sudah tidak perlu keisengan-keisengan begini. What’s the point?” tulis Fathan dalam statusnya, Kamis (27/1/2022).
Baca:“PKS kalau dibuka hatinya sudah terbelah, luluh lantak”
Dia menasehati ayahnya bahwa era saat ini tidak lagi seperti zaman dulu.
“Untuk generasi beliau, memang lontaran-lontaran begitu dipandang tidak masalah. Beliau lupa kalau sudah bukan zamannya lagi begitu, ada media sosial–wong dia menterinya dulu, kok masih coba-coba,” ungkapnya.
Fathan menambahkan bahwa membela orang yang memberikan pernyataan jin buang anak akan kian membuat suasana jadi memanas.
“Suasana kebatinan masyarakat Indonesia di tengah-tengah pandemi begini sedang tidak baik-baik saja. Janganlah dikasih minyak untuk mengguyur bara, apalagi spesifik soal kedaerahan, wajar kalau siapapun yang berasal dari Kalimantan makin tersinggung,” lanjutnya.
Baca: Prabowo Disebut Sukses Takut-takuti PKS
Lebih lanjut, dia bercerita bahwa saat ini dirinya bekerja sebagai konsultan bisnis dan manajemen. Dia mengaku sering pulang-pergi ke Kalimantan. Dia menyebut Kalimantan sebagai masa depan Indonesia.
“Fokuslah lontaran kritis ke soal itu, bukan soal keisengan dengan membela entah siapa itu eks caleg dan kemudian ini yang ditangkap, diingat, dan memiliki jejak digital oleh masyarakat luas,” tambahnya.
Sebelumnya, Tifatul disebut membela Edy Mulyadi terkait pernyataannya bahwa Kalimantan selaku lokasi baru Ibu Kota Negara (IKN), sebagai tempat ‘jin buang anak’.
Menurut dia, apa yang disampaikan Edy bukan sebuah penghinaan yang perlu menjadi soal berkepanjangan. Jin buang dianggapnya hanya sebagai istilah untuk menggambarkan lokasi IKN sangat sepi
“Enggak ada kalimat menghina, enggak ada, yang menghina yang mana?” ujar Tifatul saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (24/1) dikutil dari CNNIndonesia.
Tifatul kemudian memberikan klarifikasi atas pernyataannya. Dia menyebut apa yany dia sampaikan telah disalahpahami
“Kalau pernyataan saya tersebut disalahpahami, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya.” pungkasnya.
(*)