MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Tentara Nasional Indonesia (TNI) berpesan kepada kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) agar “tak ciut” menghadapi serangan aparat.
“Jadi (TPNPB-OPM) jangan cengeng. Baru dapat isu bom, langsung berkoar-koar minta bantuan. Seolah-olah mereka yang teraniaya,” kata Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi dikutip dari BBC Indonesia, pada Jumar (14/12/2018) .
Selain itu, pihak TNI membantah menggunakan bom dalam memburu kelompok TPNPB-OPM.
BACA: Iwan Fals: Presiden Sering ke Papua, Tapi Kok 31 Pekerja Jalan Dibunuh
Menurut Muhammad Aidi, pihaknya hanya memakai granat tangan dan pelontar.
“Granat tangan dan pelontar dimiliki seluruh pasukan infanteri. Tapi yang gembor-gembor melawan TNI siapa? Artinya kalau gitu, harusnya dia (TPNPB-OPM) siap melawan seluruh kekuatan TNI,” ujarnya.
Meski menggunakan granat, tapi Aidi mengklaim pihaknya belum memberlakukan operasi tempur melawan TPNPB-OPM.
BACA: Satu Korban Penembakan di Papua Asal Gowa
Aparat, kata dia, masih melakukan proses evakuasi terhadap dua pekerja PT Istaka Karya yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Dia mengatakan, setiap kali mencoba mengevakuasi, aparat selalu diserang. Dalam catatannya, empat anggota TNI terkena tembakan, satu di antaranya meninggal. Selain itu, satu personel Brimob juga mengalami hal serupa.
Pasca insiden pembunuhan pekerja PT Istaka Karya, aparat mendirikan tiga pos gabungan TNI-Polri di Distrik Yigi hingga Mbua. Setiap pos, berisi 30-an personel dari masing-masing kesatuan. “Pos itu sementara dalam rangka evakuasi dan penindakan hukum.”
BACA: Jokowi: TNI-Polri Tangani Kasus Penembakan Pekerja Infrastruktur di Papua
Sebelumnya, kelompok TPNPB-OPM menyebut pasukan keamanan Indonesia “menjatuhkan bom menggunakan helikopter di perkampungan warga” Kabupaten Nduga.
Disebutkan, “enam orang meninggal terkena tembakan dan masyarakat yang berada di Distrik Mbua, Yigi, dan Dhal, mengungsi ke hutan”.
“TNI-Polri harus menghentikan operasi militer di Nduga, karena operasi itu mengorbankan masyarakat sipil di wilayah yang dikuasai militer Indonesia,” ujar Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam laporannya kepada media yang disertai sejumlah foto korban tembakan granat aparat, Jumat (14/12).