MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Tol Layang A.P. Pettarani dijadwalkan akan mulai beroperasi pada bulan September 2020 mendatang. Selain itu tol ini merupakan salah satu tol dengan pembangunan tercepat di Indonesia.
“Bulan September 2020 kita sudah bisa nikmati Jalan Tol Layang Pettarani ini, mudah-mudahan sesi selanjutnya bisa kita lanjutkan,” kata Nurdin Abdullah.
Hal itu terungkap pada sesi pertemuan virtual, Minggu, 17 Mei 2020, Gubernur Sulsel dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel, Rudy Djamaluddin, Pj Walikota Makassar Yusran Yusuf, Wali Kota Makassar 2014-2019 Danny Pomanto juga turut hadir.
Jalan ini dibangun sepanjang 4,3 Km PT. Bosowa Marga Nusantara (BMN) bersama dengan PT. Wijaya Karya Beton, Tbk (WIKA Beton) selaku Kontraktor Utama.
Nurdin menyebutkan bahwa cepatnya pengerjaan yang dilakukan berkat dukungan dari berbagai pihak. Serta sinergi pemerintah kota dan provinsi, dan Pemerintah pusat.
Kehadiran jalan tol ini sangat didambakan tidak hanya oleh masyarakat Kota Makassar, tapi seluruh rakyat Sulawesi Selatan.
Pada kesempatan ini, Nurdin juga menyampaikan perluasan pembagunan jaringan tol di Sulawesi Selatan dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang sudah mendesak, termasuk usulan kelanjutan Tol Pettarani yaitu pembangunan jalan tol pesisir selatan untuk konektivitas pengembangan Kawasan Industri Makassar (KIMA) dengan Kawasan Industri Takalar dan Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), dan dengan Newport.
BACA:Â Tol Layang Pettarani Makassar Sudah Masuk Tahap Akhir
“Jalan tol ini merupakan kebutuhan yang mendesak dan tidak dapat ditunda lagi jika kita ingin menang dalam kompetisi, menang dalam persaingan dengan kota-kota lain bahkan dengan negara lain,” sebutnya.
Nurdin menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Pusat mendukung pemerintah daerah dalam hal pembangunan daerah.
Sedangkan, Menteri Basuki Hadimuljono menyatakan semangat atas statement Nurdin Abdullah bahwa Pemerintah Pusat harus memberikan dukungan kepada daerah. Pola pikir yang ada bahwa pusat harus membantu daerah.
“Jadi saya sendiri menghargai pola pikir Pak Gubernur. Menyampaikan dukungan pemerintah pusat atas pembangunan ini. Jadi itu yang ingin saya ubah, sehingga kita bisa bekerja sama lebih erat, karena kami datang mendukung daerah,” ucapnya.
Lanjutnya, Tol Layang Pettarani ini akan menghubungkan Newport, Pelabuhan Soekarno Hatta dan Bandara Sultan Hasanuddin langsung nanti.
“Seperti usulan (jalan tol) ke pesisir selatan Sulawesi Selatan. Saya sudah membaca usulan dari Bapak Gubernur dan saya diskusikan dengan beliau-beliau untuk didukung program Pak Gubernur ini. Jadi ini memang jalur logistik yang kita support penuh dalam pelaksanaan pembangunannya,” paparnya.
Basuk berharap dalam setiap pembangunan infrastruktur termasuk tol dan bendungan terdapat inovasi di dalamnya. Dan pembangunan Tol Pettarani hadir dengan inovasi melalui span (bentangan) by span dengan launching gentry sehingga mempercepat pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Wika Beton.
Sementara, Direktur Operasi 1 PT Wijaya Karya Beton TBK, I Ketut Pasek Senjaya Putra menyebutkan pekerjaan jalan AP Pettarani dengan Panjang Main Road 4,3 Km, lebar main road 2 x 10,3 meter, masing-masing 2 jalur. Ramp dengan rincian ramp on/off Boulevard dengan panjang +- 1.000 meter, lebar 7,8 meter, rincian ramp on/off Alaudin dengam panjang +- 1.000 meter, lebar 7,8 meter. Untuk arteri dengan panjang +- 4.030 meter, lebar arteri 2 x 3 lajur dengan tambahan jalur sepeda dan pedesterian.
Secara keseluruhan progres pekerjaan jalan ini sudah mencapai 85 persen. Progres yang belum disentuh adalah pekerjaan aspal, pemasangan expansion joint, pipa drainese, PJU dan Rambu, marka dan jalan arteri.
Ia menjelaskan dalam pembangunan tol ini menggunakan metode baru di Indonesia yakni metode span by span dengan Launching Gantry untuk proses pemasangan balok jembatan serta Beam Bracing sebagai metode kerja pier.
Diketahui, pembangunan jalan tol ini dibangun dengan anggaran 2,243 triliun rupiah dengan dukungan dana dari Bank Central Asia dan Bank Sulselbar masa pengerjaan konstruksi sejak 30 April 2018.
Sementara, Projects Manager PT Wijaya Karya Beton Tbk, Didi Rustadi menyebutkan bawah dengan selesaianya span terakhir pekerjaan erection box girder, mama instalasi box girder telah dikerjakan 100 persen.
“Untuk pengerjaan erection box girder ini memperkerjakan 30 persen pekerjaanya dari Sulsel dan 70 persen dari Jakarta dan Jawa Barat,” jelasnya.
Pengerjaan box girder dilakukan sejak bulan Agustus 2019 atau selama melaksanakan selama 10 bulan untuk 74 span.