24 C
Makassar
Monday, December 23, 2024
HomeRagamUji Coba Obat Malaria untuk Pasien Virus Corona Dihentikan

Uji Coba Obat Malaria untuk Pasien Virus Corona Dihentikan

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – WHO menghentikan sementara uji klinis obat malaria (hydroxychloroquine) sebagai pengobatan potensial bagi pasien virus corona Covid-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan keputusan itu diambil setelah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan obat itu dapat meningkatkan risiko kematian pasien Covid-19.

Studi Lancet menemukan bahwa kedua obat itu memiliki efek samping serius, terutama aritmia jantung atau ritme jantung tidak beraturan bahkan meninggal.

Studi yang terbit di jurnal The Lancet ini menganalisis lebih dari 96 ribu pasien dengan Covid-19 di 671 rumah sakit di enam benua. Pasien dirawat mulai akhir Desember 2019 hingga pertengahan April 2020, pasien meninggal juga pasien yang dipulangkan pada 21 April 2020.

Dari sekian banyak pasien, mereka yang diterapi dengan hydroxychloroquine atau chloroquine tidak sampai 15ribu pasien.

Peneliti menemukan sekitar satu dari 11 pasien dalam kelompok kontrol (tidak mendapatkan obat-obatan) meninggal di rumah sakit. Kemudian sekitar satu dari enam pasien yang diobati dengan hydroxychloroquine atau chloroquine saja meninggal.

BACA: Donald Trump Murka ke WHO: Mereka Adalah Boneka China

Tedros mengatakan sebuah kelompok Solidarity Trial yang terdiri dari ratusan rumah sakit rujukan virus corona di seluruh dunia mendaftarkan pasien untuk diuji menggunakan hydroxychloroquine. Kini uji coba tersebut dihentikan sementara.

“Kelompok eksekutif menetapkan menghentikan sementara hydroxychloroquine dalam uji coba, sementara data keselamatan ditinjau oleh Dewan Pemantau Keamanan Data,” kata Tedros dalam konferensi pers virtual seperti dikutip dari AFP, Selasa (26/5).

Hydroxychloroquine selama ini digunakan untuk mengobati malaria, juga autoimun seperti radang sendi. Akan tetapi sejumlah kalangan, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan obat tersebut untuk mencegah dan mengobati virus corona.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img