31 C
Makassar
Saturday, December 14, 2024
HomeEdukasiWagub Minta Gelar Simulasi Peringatan Banjir di Sekitar Bendungan Bili-Bili

Wagub Minta Gelar Simulasi Peringatan Banjir di Sekitar Bendungan Bili-Bili

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman berharap kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jeneberang menggelar simulasi peringatan banjir.

Permintaan tersebut, sebagai bentuk refleksi dari peristiwa bencana banjir di sekitar bantaran sungai Jeneberang, Selasa (22/1/2019) lalu, agar depan hari warga sekitar hilir dapat siap siaga.

“Flood Warning [Peringatan Banjir], yaitu memetakan daerah yang terindikasi terdampak jika bendungan jebol, sehingga masyarakat mengetahui posisi rumahnya saat terjadi tanggul jebol dan melakukan simulasi flood warning setiap 6 bulan sekali,” ujar Andi Sudirman. Selasa, (29/1/2019).

BACA: Wagub Sulsel Tinjau Lokasi Bencana Sekaligus Salurkan Bantuan di Jeneponto

Flood Warning adalah pemberitahuan dengan sirene bersuara sangat nyaring yang mengindikasikan terdapat masalah pada struktur bendungan dan luapan air waduk.

Saat Flood Warning diaktifkan warga yang mendengar suara sirene segera berusaha menyelamatkan diri ke titik kumpul di daerah dataran tinggi, paling lambat 30 menit sejak suara sirene dibunyikan.

Seperti simulasi Flood Warning yang dilakukan PT. Vale. Kata Andi Sudirman perusahaan tambang nikel di Sorowako, Luwu Timur, tersebut memiliki tiga bendungan: Larona, Balambano dan Karebbe.

“PT Vale melakukan beberapa langkah dalam sistem Flood Warning, yaitu memetakan daerah yang terindikasi terdampak jika bendungan jebol,” kata dia.

BACA: Wagub Tinjau Lokasi Banjir di Antang

Kata Andi Sudirman, sistem Flood Warning bisa diaktifkan dalam control room dengan standar prosedur operasional yang ketat, yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

Dengan begitu, manfaatnya yaitu meraih kepercayaan masyarakat pada sistem peringatan dini jika terjadi bencana dan tidak mudah termakan informasi hoaks yang seringkali membikin panik warga.

“Seringkali setiap kali ada gempa atau hujan lebat dalam waktu lama, selalu saja ada info hoaks yang beredar, semisal jebolnya Dam Bili-bili yang membuat panik masyarakat,” ujarnya.

Karena itu, Andi Sudirman berharap sistem Flood Warning segera diterapkan di Bendungan Bili-Bili dengan melibatkan BBWS Pompengan-Jeneberang, Basarnas, BPBD, kepolisian dan pihak lainnya.

“Ini agar masyarakat di sekitar Waduk Bili-bili mendapatkan edukasi dan informasi daerah-daerah terdampak dan sudah mengetahui jalur evakuasi yang aman bila terjadi bencana tanggul jebol,” tambahnya.

Menanggapi itu, Kepala Pengelola BBWS Pompengan Teuku Iskandar, merespon positif.

Menurut dia, pihaknya akan menyusun master plan upaya mitigasi berupa simulasi rutin dampak banjir dan simulasi bendungan jebol. Upaya tersebut sebagai bentuk edukasi publik menghadapi bencana.

“Upaya kesiapsiagaan untuk mencegah kepanikan warga akan melibatkan multipihak. BBSWPJ sebagai leading sektor akan berusaha melibatkan SAR, TNI- Polri, Pemkab, Pemprov, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Pemerintah Kecamatan dan Desa, sampai RT-RW hingga masyarakat,” jelas Iskandar.

Penulis: Agus Mawan
spot_img
spot_img

Headline

spot_img