5 Fakta Penting Sam Aliano, Ternyata Pernah Diancam Ingin Dibunuh

SULSELEKSPRES.COM – Nama Sam Aliano selalu menghiasi pemberitaan dalam beberapa waktu terakhir.

Hal ini terkait dengan keinginannya maju di Pilpres 2019 mendatang. Sikap politiknya seringkali dipersepsikan hanya mencari sensasi. Terlebih setelah dirinya mengutarakan keinginan untuk didampingi mantan istri Ahok, Veronica Tan sebagai wakil.

Sam Aliano menyatakan keinginan maju di Pilpres dengan tidak menempatkan diri antara kubu Jokowi maupun Prabowo. Dia memastikan kalau dirinya ingin melawan dua tokoh besar tersebut.

Berikut ini lima fakta yang dihimpun Sulselekspres.com terkait Sam Aliano:

1. Pengusaha ‘Kelebihan’ Duit

Sam Aliano dikenal sebagai seorang pengusaha. Salah satu yang menarik perhatian soal pencalonanya di Pilpres adalah program yang banyak dinilai tidak masuk akal.

Untuk menarik simpati pemilih, Sam Aliano berjanji menghapus utang Indonesia yang diwariskan setiap Presiden sebelumnya ketika dirinya jadi kepala negara.

Tak heran kalau apa yang diprogramkannya tersebut membuat pihak lain mencibir. Sam Aliano disinggung sebagai orang yang kelebihan uang.

2. Program Umrah Gratis

Program lain yang dijanjikannya adalah umrah gratis kepada seluruh rakyat Indonesia.

“Janji saya menghapus utang Indonesia. Termasuk menggratiskan umrah untuk seluruh warga Indonesia yang memilih saya,” terangnya, Rabu (18/4/2018) lalu dilansir dari beberapa media online.

3. Lapor Ahok, Lamar Veronica

Pada 2017 lalu, Sam Aliano yang juga Ketua Umum Pengusaha Indonesia Muda melaporkan Gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (6/2/2017).

Dilansir dari Tribunnews.com, Ahok ingin dia laporkan atas dugaan penghinaan Ketua Umum MUI, Maruf Amin dan isu penyadapan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan sumber kejadian perkara materi persidangan kasus penodaan agama terdakwa Ahok di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 31 Januari 2017 lalu.

Saat ini, nama Sam Aliano kembali diperbincangkan setelah dirinya mengutarakan niat menggandeng Veronica Tan yang juga mantan istri Ahok untuk maju ke Pilpres 2019.

“Ibu Veronica adalah sosok hoki, dia bisa membuat Ahok jadi Gubernur,” kata Sam di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2018), seperti dilansir Tribun-Video.com dari Tribunnews.com.

4. Dicuekin Partai

Tak ada elite partai yang benar-benar merespon keinginan Sam Alino ikut nyapres. Bahkan sebaliknya Sam Aliano dipandang hanya mencari nama dibalik sikap politiknya.

Ketua DPP Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang mengatakan, partai yang dikomandoi oleh Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto itu tidak mungkin mendukung orang yang tiba-tiba saja muncul ke publik dan mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres).

“Nyeleneh, ah. Tidak mungkin kami ikut main-main. Ini negara yang diurus,” ujar Badaruddin dilansir dari JawaPos.com, Sabtu (28/4).

Tak jauh berbeda, beberapa partai lain seperti PDIP, Demokrat, hingga Gerindra juga tak banyak merespon.

5. Mengaku Diancam Dibunuh

Sam Aliano namnya kerab muncul dibeberapa isu-isu besar. Pada November 2017, dia mendatangi Bareskrim Polri didampingi 3 pengacaranl dan dikawal 7 orang body gard pribadinya.

Dilansir dari rri.co.id, Sam Aliano mengaku, menyampaikan laporan ke Bareskrim Polri terkait dengan teror yang diterimanaya setelah membuka sayembara berhadiah Rp1 miliar dan pengrusakan karangan bunganya di RSCM kepada Setya Novanto beberapa hari lalu yang bertuliskan pesan “Save Tiang Listrik” dan “Save Mister Bakpao”.

“Saya datang ke Bareskrim Polri untuk melaporkan kejadian ini, apalagi saya mendapat ratusan bahkan ribuan telpon sehingga hidup saya merasa terancam. Biar saya lebih tenang saya melaporkan ini Kebareskrim Polri sekaligus saya secara resmi menutup sayembara Rp1 miliar. Dan saya menyerahkan dua kasus ini kepada pihak yang berwajib untuk ditangani tuntas,” tandasnya.

Sam Aliano mengungkapkan teror yang diterimanya via telepon berupa orang meminta uang dengan alasan yang tidak benar. Bahkan ada yang mengancam akan membunuh jika tidak mengikuti keinginan mereka.

“Jadi saya itu jadi takut oleh karena itu saya membawa tujuh body gard untuk mengamanka saya. Teror datang setelah saya membuka sayembara Rp1 miliar terhadap siapapun yang bisa menemukan dan meng informasikan pengrusakan karangan bunganya di RSCM kepada setya Novanto,” pungkasnya.

Penulis: Yusdin Rukka