MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Tak ada lawan dan kawan abadi dalam politik.
Begitulah adagium politik paling tepat untuk menggambarkan hubungan panas dingin antara Ketua Demokrat Makassar, Ady Rasyid Ali (ARA) dan calon Walikota Makassar, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto. Perjalanan politik ARA dan Danny banyak diwarnai konflik kepentingan sebagai lawan, hingga kemudian akhirnya kembali sebagai seorang kawan.
BACA:Â Soal Konsisten, Demokrat Kawal DIAmi Hingga Puncak Kemenangan
ARA pada Pilwalkot Makassar 2013 silam menjadi tokoh yang mempelopori penolakan terhadap Danny yang berpasangan dengan Syamsu Rizal untuk diusung Demokrat.
ARA saat itu tidak sendiri, dia menggalang kekuatan kader dan mendapat dukungan dari saudaranya A Reza Ali melawan kekuatan pengaruh Ilham Arief Sirajuddin (IAS) yang menginginkan paket Danny-Ical. ARA saat itu juga berambisi maju di Pilwalkot.
BACA: ‘Sampai Hati’ Demokrat Tinggalkan Kader di Pilwali Makassar
Kendatipun pada akhirnya, ARA kala itu ‘terpaksa’ mengalah dan mengurungkan ambisi politiknya.
Pilwalkot 2018 tiba. Sikap ARA yang pada Pilwalkot lalu keras berubah total. Jika dulunya menolak Danny, kini dia menjadi benteng pertahanan kuat agar Danny diusung Demokrat. Meskipun ARA tidak dijadikan wakil, dan Danny maju melalui jalur perseorangan.
“Demokrat itu setia hingga akhir. Kami tetap mendukung meski independen. Di sinilah konsistensi, loyalitas dan integritas Partai Demokrat mengawal pak Danny mulai dari 2013 sampai tahun ini,” kata ARA saat mendampingi DIAmi menyerahkan syarat dukungan bakal calon perseorangan, ke KPU Kota Makassar, di Maxone Hotel, Rabu (29/11/2017) lalu.
Sikap politik ARA ini berbanding terbalik dengan IAS. Jika IAS pada pilwalkot lalu pasang badan untuk Danny, kini dia berbalik arah menjadi simbol perlawanan visi bersama menumbangkan Danny dari kursi kekuasaannya.
Penulis: Muhammad Adlan