MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Kecelakaan yang menimpah relawan Persaudaraan Cere Buttaya pasangan Prof-Andalan Kabupaten Gowa, memiliki cerita tersendiri.
Relawan yang berjumlah tujuh orang dalam mobil senia abu-abu itu, dua diantaranya sudah menghembuskan nafas terakhirnya di saat mobil tersebut masih dalam keadaan teguling-terguling tepatnya jalan penghubung antara Kabupaten Maros dengan Kabupaten Bone.
Hal tersebut dijelaskan, Malik, salah satu korban kecelakaan mobil yang telah merenggut dua nyawa dari relawan pasangan Prof Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof-Andalan).
BACA:Â Relawan Meninggal, Prof Nurdin Abdullah Akan Melayat ke Rumah Duka
Malik mengaku, sebelum mobil yang ditumpangnya terpleset dan jatuh, sopir memang mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan tinggi, hingga mendapatkan jalan turunan dengan tiba-tiba tikungan tajam.
“Nah sopir tidak bisa kendalikan mobilnya,” ungkap Malik saat ditemui di RS Wahidin Makassar, Minggu malam (22/4/2018).
Menurutnya, mobil dengan kecepatan tinggi tersebut, terlebih dahulu belakang mobil yang keluar dari jalan raya, hingga terpleset jatuh.
“Itu mobil yang jatuh langsung duluan pantatnya. Makanya kami ada yang selamat, seandainya kepalanya duluan kami tidak ada yang selamat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Malik menjelaskan, mobil abu-abu itu terlempar jauh hingga 30 meter dari jalan raya. “Sebelum mobil terguling lebih jauh, dua teman saya yang meninggal sudah keluar duluan lewat kaca mobil dan saya yang ditengah sama teman di kursi belakang sekali dua selamat juga, tapi teman yang satu patah tangannya,” urainya.
Untuk diketahui, yang selamat dari kecelakaan maut itu, Sahrulah (35), Luth (32), Risal (28), Malik (36) dan sopir yang masih dalam keadaan kritis di RS Wahidin Makassar hingga sekarang Sahrul (32).
Penulis: Abdul Latif