BONE,SULSELEKSPRES.COM – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bone menggelar rapat bersama Dinas Pendidikan dan Satgas Penanganan Covid 19 Bone, Rabu, (14/07/2021).
Dalam rapat tersebut membahas sejumlah kepala sekolah yang tergabung dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) terpapar Covid 19 sepulang dari Provinsi Bali.
Rapat dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPRD Bone dr A Ryad Baso Padjalangi. Dan juga dihadiri anggotanya yakni A Muh Salam, A Akhiruddin, dan A Purnama Sari.
Selain itu, nampak juga Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Nursalam bersama Jubir Satgas Penanganan Covid 19 drg Yusuf.
dr A Ryad Baso Padjalangi mengatakan keberangkatan sejumlah kepala sekolah ke Bali mencoreng kerja keras Pemerintah Daerah menekan angka Covid 19 di Bone.
Olehnya itu, lebih lanjut dikatakan Alumni Kedokteran UMI Makassar ini harus ada sanksi dan efek jera yang diberikan kepada sejumlah kepsek yang terpapar Covid 19 usai dari Bali.
“Kita akan buat rekomendasi harus ada efek jerah kepada kepsek yang ke luar daerah, kalau ini tidak dilakukan apa kata masyarakat di mana mereka setiap saat diimbau tetapi malah ada pegawai yang jalan jalan ke Bali,” lanjutnya
Sementara itu A Muh Salam meminta Dinas Pendidikan menyiapkan sanksi kepada K3S. Seperti pembubaran K3S.
“Kalau saya harus ada sanksi seperti bubarkan saja K3S, kalau kita bersepakat sebagai efek jerah, dihapuskan saja K3S ini,” pinta A Salam yang juga Wakil Ketua Komisi IV.
Hal senada juga disampaikan anggota Komisi IV lainnya, A Akhiruddin dan A Purnama Sari.
“Apa yang dilakukan ini tidak ada pembenarannya, harusnya ASN harus menjadi contoh, Baiknya juga ada evaluasi K3S, ditiadakan atau apa,” kata A Akhiruddin.
“Kejadian ini membuat kami semua terpukul, di mana kita galakkan edukasi ke masyarakat sementara ada ke luar daear dan kemudian terpapar Covid 19,” kata A Purnama Sari.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Nursalam menerangkan Kepala Sekolah yang berangkat ke Bali sebelum adanya pemberlakukan PPKM Darurat Jawa-Bali.
“Menurut pengakuan yang bersangkutan ke Bali itu dalam rangka liburan yang jauh jauh hari sudah direncanakan setelah liburan kenaikan kelas, dan juga Mereka sudah melakukan pernyataan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya,” terang Nursalam
Sementara itu dr Yusuf menjelaskan Klaster Bali menjadi salah satu penyumbang tebesar lonjakan kasus Covid 19 di Bone.
“Tidak bisa dipungkiri, guru yang dari Bali menjadi penyumbang besar angka Covid 19 di Bone, jumlahnya 11, empat konfirmasi positif dari guru ditambah tujuh kerabat guru. Satgas akan terus melakukan pelacakan kontak konfirmasi positif dari Klaster Bali ini,” jelas jelas Sekretaris Dinas Kesehatan Bone.
Sebelumnya, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Bone kini menjadi sorotan publik usai melakukan perjalanan ke Bali ditengah melonjaknya kasus Covid-19 di Pulau Dewata.
Baru-baru ini, pemerintah memberlakukan PPKM Darurat untuk wilayah Jawa dan Bali setelah kasus Covid-19 di dua pulau itu melonjak tajam.
Keberangkatan K3S ke Bali lantas memicu kemarahan Bupati Bone, Andi Fashar Mahdin Padjalangi. Fashar yang juga Ketua Satgas Covid-19 Bone itu geram lantaran para kepala sekolah itu terbang ke Bali tanpa sepengatahuannya.