SULSELEKSPRES.COM – Pengibaran bendera merah oleh Iran usai Jenderal Qasem Soleimani tewas di Baghdad dalam serangan udara Amerika Serikat, banyak diyakini sebagai sinyal balas dendam.
Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani banyak diprediksi bisa menjadi pemantik perang dunia ke-III. Kedua negara ini jika berkonflik akan berdampak secara global.
Indonesia sendiri oleh Rocky Gerung diwanti-wanti untuk tidak melibatkan diri dalam peta politik dan konflik global yang terjadi tersebut.
Apa yang terjadi antara Amerika Serikat dan Iran saat ini dianggap sangat berpotensi terjadinya perang dunia ke-III. Adapun Indonesia dianggap harusnya menghindar.
“Damai itu sebetulnya hanyalah jarak antara dua perang. Sebetulnya kita hidup diantara selalu dalam keadaan perang,” kata Rocky Gerung diprogram Youtube, Resonansi TV, (14/1/2020).
Baca:Â Anies Banyak Dikritik, Rocky Gerung Salahkan Presiden Jokowi
Menurut Rocky, Indonesia jika melibatkan diri adalah sebuah kekonyolan. Alasannya, kekuatan militer Indonesia dianggap adalah urutan ke-16.
“Kalau soal begituan tinggal hitung berapa kapasitas Indonesia untuk terlibat dalam isu global. Itu kekuatan militer kita itu tidak ada artinya kan. Karena di dunia kita nomor 16,” katanya.
Hal yang mesti jadi titik fokus Indonesia disebut cukup mengeratkan kembali kehidupan berbangsa.
“Kita tidak mungkin masuk dalam proxy war semacam itu, ya konyol aja. Bagi pemerintah sekarang yang legitimasinya turun, ya pasti berhitung,” ujarnya.
“Kalau pakai akal sehat mestinya dihindari, tetapi juga ada semacam keinginan menampilkan patriotisme untuk menutupi krisis politik dan ekonomi dalam negeri,” pungkasnya.