25 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeNasionalStaf Menkeu: Rocky Gerung Tampak Tak Membaca

Staf Menkeu: Rocky Gerung Tampak Tak Membaca

Penulis(*)
- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo menganggap Rocky Gerung tak paham soal kebijakan penerapan pajak atas pulsa, kartu perdana, token listrik, dan juga voucer yang diatur dalam PMK 06/PMK.03/2021.

Menurutnya, kritik Rocky Gerung atas kebijakan tersebut membuat dirinya tampak tak membaca dan tak memahami aturannya. Terlebih karena Rocky memberikan perbandingan atas kebijakan tersebut dengan era Louis XV di Prancis.

“Perbandingan Rocky dg era Louis XV di Prancis tidak tepat. Pertama, Rocky tampak tak membaca dan tak memahami aturannya: tak ada pajak baru.” kata Yustinus melalui akun media sosialnya, (1/2/2020).

Kebijakan tersebut sama sekali disebut tidak ada yang memberatkan dari sebelumnya. Tak ada penarikan pajak baru, dan justru banyak intensif dan relaksasi.

“Kedua, alih2 memberatkan, kebijakan pajak 6 thn terakhir justru banyak insentif dan relaksasi.” jelasnya.

Yustinus kemudian memberikan contoh intensif dan relaksasi dari kebijakan pajak dalam 6 tahun tetakhir. Beberapa diantaranya seperti tax amnesty, penurunan tarif pajak revaluasi & tarif pajak UMKM, perluasan tax holiday & tax allowance, penurunan tarif PPh badan, pembebasan pajak dividen, relaksasi sanksi pajak.

“Di masa pandemi: diberikan diskon angsuran pajak, pengembalian dipercepat, PPh UMKM dan karyawan ditanggung pemerintah, PPN dibebaskan, dll. Jadi aneh kalau ratusan triliun diberikan buat rakyat, kok malah memajaki pulsa yg dibutuhkan. Malah pelajar/guru/mahasiswa disubsid kuota.” tambahnya lagi.

Sebelumnya, Rocky Gerung melalui saluran YouTube Rocky Gerung Official mengingatkan pemerintah agar jangan sampai kelewatan untuk menarik pajak ke warga, apalagi banyak elemen masyarakat yang sedang mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19.

“Saya ingat dulu ada cerita, menteri Prancis disuruh oleh rajanya untuk majakin pintu rumah,” kata Rocky.

Mentri Prancis tersebut diceritakan Rocky gemar menarik pajak.

“Menteri ini pun akhirnya tidak diapresiasi masyarakat, dan hingga kini mukanya pun tidak diketahui. Masyarakat hanya menampilkan siluet hitam. Kata berasal Étienne de Silhouette berasal dari sini,” pungkas Rocky.

(*)

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo menganggap Rocky Gerung tak paham soal kebijakan penerapan pajak atas pulsa, kartu perdana, token listrik, dan juga voucer yang diatur dalam PMK 06/PMK.03/2021.

Menurutnya, kritik Rocky Gerung atas kebijakan tersebut membuat dirinya tampak tak membaca dan tak memahami aturannya. Terlebih karena Rocky memberikan perbandingan atas kebijakan tersebut dengan era Louis XV di Prancis.

“Perbandingan Rocky dg era Louis XV di Prancis tidak tepat. Pertama, Rocky tampak tak membaca dan tak memahami aturannya: tak ada pajak baru.” kata Yustinus melalui akun media sosialnya, (1/2/2020).

Kebijakan tersebut sama sekali disebut tidak ada yang memberatkan dari sebelumnya. Tak ada penarikan pajak baru, dan justru banyak intensif dan relaksasi.

“Kedua, alih2 memberatkan, kebijakan pajak 6 thn terakhir justru banyak insentif dan relaksasi.” jelasnya.

Yustinus kemudian memberikan contoh intensif dan relaksasi dari kebijakan pajak dalam 6 tahun tetakhir. Beberapa diantaranya seperti tax amnesty, penurunan tarif pajak revaluasi & tarif pajak UMKM, perluasan tax holiday & tax allowance, penurunan tarif PPh badan, pembebasan pajak dividen, relaksasi sanksi pajak.

“Di masa pandemi: diberikan diskon angsuran pajak, pengembalian dipercepat, PPh UMKM dan karyawan ditanggung pemerintah, PPN dibebaskan, dll. Jadi aneh kalau ratusan triliun diberikan buat rakyat, kok malah memajaki pulsa yg dibutuhkan. Malah pelajar/guru/mahasiswa disubsid kuota.” tambahnya lagi.

Sebelumnya, Rocky Gerung melalui saluran YouTube Rocky Gerung Official mengingatkan pemerintah agar jangan sampai kelewatan untuk menarik pajak ke warga, apalagi banyak elemen masyarakat yang sedang mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19.

“Saya ingat dulu ada cerita, menteri Prancis disuruh oleh rajanya untuk majakin pintu rumah,” kata Rocky.

Mentri Prancis tersebut diceritakan Rocky gemar menarik pajak.

“Menteri ini pun akhirnya tidak diapresiasi masyarakat, dan hingga kini mukanya pun tidak diketahui. Masyarakat hanya menampilkan siluet hitam. Kata berasal Étienne de Silhouette berasal dari sini,” pungkas Rocky.

(*)

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img