25 C
Makassar
Sunday, December 15, 2024
HomeHeadlineArief Budiman: Desain Pemilu 2019 Memang Berat

Arief Budiman: Desain Pemilu 2019 Memang Berat

- Advertisement -

JAKARTA, SULSELEKSPRES.COM – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, desain Pemilu serentak 2019 cukup berat.

Sebab, selain pemilu presiden dan pemilu legislatif dilaksanakan bersamaan, pemilu serentak juga mengatur tahapan yang ketat. Setiap tahapan pemilu ini sudah dijadwalkan dan harus diselesaikan penyelenggara pemilu secara tepat waktu.

“Desain pemilu kita 2019 memang ini cukup berat, tahapan-tahapan pemilu harus tepat waktu. Satu-satunya kegiatan yang tahapan diatur ketat itu tahapan pemilu,” kata Arief dalam diskusi Silent Killer Pemilu Serentak 2019 di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (27/4/2019), dilansir dari kompas.com.

Tahapan yang dimaksud misalnya, pengadaan logistik, pencetakan logistik, hingga pengiriman logistik sampai ke level bawah.

Menurut Arief, tahapan dan waktu yang ketat ini tak ditemui di instusi lainnya. “Kalau penyelenggara pemilu nggak boleh (nggak sesuai tahapan). Hari ini, harus hari ini. Logistik ditentukan satu hari sebelum pencoblosan, kalau nggak tiba, maka lambat,” ujar Arief.

Arief mengakui, ketatnya waktu tahapan penyelenggaraan pemilu menjadi salah satu faktor penyebab ratusan penyelenggara pemilu tingkat bawah meninggal dunia dan sakit. Sebab, mereka yang bekerja sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) harus bertugas sejak dibukanya TPS hingga penghitungan suara.

Proses tersebut dilakukan selama lebih dari 24 jam tanpa henti. Meski begitu, Arief mengaku telah menyampaikan jajarannya di tingkat bawah untuk mengatur ritme kerja mereka yang padat. Namun, hal ini kadang tak sejalan dengan situasi di lapangan yang memaksa KPPS harus bekerja tanpa henti.

“KPU perintahkan ke petugas di lapangan silahkan atur ritmenya, misalnya jam 6 pagi persiapan TPS, jam 7 dibuka, jam 13 ditutup, silakan istirahat, silakan atur iramanya,” kata Arief.

Hingga Jumat (26/4/2019) pukul 18.00, KPU mencatat 230 penyelenggara pemilu tingkat bawah meninggal dunia. Selain itu, sebanyak 1.761 orang lainnya sakit. Mereka yang meninggal dunia maupun sakit diduga disebabkan karena kelelahan.

(Rahmi Djafar)

spot_img
spot_img

Headline

spot_img