MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Sejak kemarin, Bendungan Bili-bili, yang terletak di Kabupaten Gowa menyita perhatian publik, terlebih saat isu sirine tersebar melalui media sosial di tengah terjangan bencana di Sulsel.
Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Teuku Iskandar, sejak elevasi TMA Waduk Bendungan Bili-bili mulai meningkat, pihaknya telah melakukan Early Warning System sebanyak dua kali.
“Early Warning System untuk menginformasikan kepada masyarakat di bagian hilir, bahwa pintu air pelimpah akan dibuka dan spesifikasi alat pemberitahuan tersebut jangkauannya mencapai 4 km (yang dimaksudkan bukan sirine),” kata Iskandar. Rabu (23/1/2019).
Hal ini menurut Iskandar, telah sesuai dengan SOP pengoperasian, bila elevasi Bendungan Bili-bili telah mencapai +99.42 meter.
Baca juga:
Elevasi Bendungan Bili-Bili Turun
“Saat itu, sudah harus dilakukan persiapan early warning system,” tambahnya.
Namun, bila elevasi kian meningkat, maka pihaknya kembali melakukan early warning system, cara dan alatnya sama, tetapi bukan serine kata Iskandar.
“Berupa penyampaian seperti yang di lakukan sebelumnya terhadap pengoperasian penambahan pembukaan pintu pelimpah,” terangnya.
Sebagai informasi, menurut indikator elevasi dari pihak BBWS Pompemgan Jeneberang, status normal dikatan bila TMA encapai elevasi. + 99.50 meter, dan +99.64 meter untuk status pemantau.
Status pemantau bakalan naik menjadi Waspada, bila TMA telah mencapai +100 meter, dan akan naik menjadi status siaga bila elevasi TMA menyentuh ketinggian debit; +101.60 meter.
Sementara, status yang paling tertinggi yakni; Status Batas Awas. Status demikian akan ditetapkan bila elevasi telah mencapai +103.00 meter.