MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Jelang masa liburan, destinasi wisata alam kerap kali dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk melepas penat bersama keluarga, terlebih bila usai melewati bulan Ramadan.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), tidak sedikit objek wisata alam yang mendulang ribuan pengunjung. Kurun tahun 2018 misalnya, jumlah kunjungan wisatawan nusantara mencapai 10.073.934. Sedang, wisatawan mancanegara hanya mentok di angka 1.406. Dari angka itu, sebagian besar menyambangi objek ekowisata di Sulsel.
Namun, tingginya kunjungan destinasi ekowisata, rupanya tak diiringi dengan kesadaran pengunjung soal sampah, khususnya sampah plastik.
Masalah sampah di lokasi wisata alam kerap tidak jadi prioritas. Pemerintah lewat programnya, hanya sekadar mempercantik objek tersebut, dari membangun rest area, home stay, hingga akses jalan atau memperkenalkannya ke kalangan luas, ihwal penanggulangan sampah bukan jadi tanggungan istimewa.
Indra Pradana, staf Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) merasa, permasalahan sampah plastik yang ditinggal pergi pengunjung Wisata Air Terjun Bantimurung dinilai serius, terlebih hal itu diperburuk dengan kurangnya kesediaan tempat sampah.
“Yang kurang itu di Bantimurung tempat-tempat sampahnya,” kata dia saat ditemui di Gedung Mulo, Kamis (9/5/2019), “ada sih, tapi tersebar di beberapa titik ji.”
Menurut anggapan Indra, tidak meratanya tempat sampah yang tersebar di kawasan “The Kingdom of Butterfly” ini, justru memicu kemalasan pengunjung untuk membuang sampah dengan benar, meski tiap pagi mereka melakukan bersih-bersih di objek ekowisata primadona tersebut.
“Sekarang ini orang kan jalan toh, kalau capek di sini pegang sampah ku, di mana saya buang?,” ujar Indra.
Lalu bagaimana tanggapan pemerintah provinsi Sulsel?Nurdin Abdullah, dengan jabatannya sebagai Gubernur Sulsel, menggagas 5 program andalan, termasuk salah satunya; Destinasi Wisata Andalan Berkualitas Internasional di bidang pariwisata dan ekowisata.
Upaya mengurangi penggunaan plastik bagi dia sangat perlu. Kebiasaan itu diklaim telah ia lakukan secara pribadi. Namun soal bagaimana pengurangan sampah plastik tentu kata dia diperlukan sosialisasi meluas.
“Jadi sekarang kita sudah berupaya untuk mengurangi penggunaan plastik. Saya kira itu salah satu upaya, termasuk sosialisasi tidak menggunakan lagi minuman mineral yang ber-botol platik,” kata dia saat ditemui di Rujab Gubernur Sulsel, Jumat (10/5/2019).
Kata Nurdin, bagi pengunjung wisata alam sebaiknya tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai saat berwisata. Sebagai alternatif kata dia, wisatawan cukup menggunakan kemasan macam termos.
“Makanya kita bawa pakai botol isi ulang. Saya sekarang tidak pakai lagi (plastik sekali pakai),” ujarnya.
Meski demikian, Nurdin mengaku sekadar imbauan saja tidak cukup untuk itu, bila produksi plastik yang ditujukan untuk jadi kemasan tidak berkurang.
“Ya artinya kita sekarang, di samping imbauan, produksi plastik harus dikurangi,” lugasnya saat ditanya langkah pasti pemerintah menanggulangi sampah plastik di objek ekowisata.