SULSELEKSPRES.COM – Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar memperkirakan hujan lebat bakal turun di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan. Kondisi itu berpotensi mengakibatkan banjir.
Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Darmawan mengatakan, hujan lebat kemungkinan terjadi pada 16-18 Mei 2021.
“Ini hasil dari mencermati perkembangan kondisi dinamika atmosfer terkini, itu menunjukkan terjadinya peningkatan aktifitas potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulawesi Selatan,” kata Darmawan dikutip dari Antara, Senin (17/5/2021).
1. Ini daerah yang berpotensi hujan lebat
Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat diprediksi turun disertai kilat, petir, dan angin kencang. Potensinya ada du beberapa wilayah, yakni Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Palopo dan Toraja Utara.
Sementara hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di Kabupaten Tana Toraja Enrekang, Sidrap, Wajo, dan Pinrang. Untuk daerah-daerah itu dikeluarkan peringatan dini cuaca buruk.
2. Ini penyebab hujan lebat yang berpotensi mengakibatkan banjir
Darmawan mengatakan, potensi hujan lebat terjadi karena peningkatan sirkulasi siklonik di Selat Makassar bagian tengah. Itu menyebabkan pertemuan angin (konvergensi) yang memanjang dari Laut Banda hingga Sulawesi Barat.
Selain itu suhu muka laut di Teluk Bone bagian utara dalam kondisi hangat sehingga berkontribusi terhadap penguapan.
“Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah tersebut,” ujarnya.
3. Masyarakat waspadai gelombang tinggi di laut
Seiring kondisi itu, masyarakat di wilayah Sulsel juga diimbau mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan. Gelombang dengan ketinggian 1.25-2.5 m bisa terjadi Selat Makassar bagian selatan, Perairan Spermonde Makassar bagian barat, Perairan Kep. Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Laut Flores bagian utara, Perairan P. Bonerate – Kalaotoa , dan Laut Flores bagian timur.
“Masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat/laut/udara diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi,” ujar Darmawan.
Dampak bencana hidrometeorologi yang dimaksud antara lain potensi banjir, banjir bandang, genangan, tanah longsor, pohon tumbang, dan meluapnya area tambak budidaya.
“Kami harap masyarakat tetap memperhatikan informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik,” ujar dia.