SULSELEKSPRES.COM – Aktivis 98 sekaligus kader PDIP Budiman Sudjatmiko kembali menyoal argumentasi kritik Rocky Gerung terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Menurut Budiman, Rocky Gerung tidak mengerti organisasi, sejarah, dan masyarakat. Kelebihan Rocky disebutnya karena memiliki banyak koleksi kosa kata, retorika, dan logika formal. Kemampuan Rocky Gerung tersebut dianggap modal bagus untuk hidup di pulau terpencil.
“Rocky itu tak ngerti organisasi, sejarah & masyarakat…Dia cuma punya banyak koleksi kosa kata, retorika & logika formal. Itu modal bagus utk jd pribadi yg hidup dgn benar di pulau terpencil berisi masyarakat homogen..Keluar dr situ jd destruktif,” kata Budiman melalui akun media sosialnya, (18/2/2020).
Baca: Kala Rocky Gerung Tak Berani Ucapkan ‘Dungu’ Kepada Budiman Sudjatmiko
Jika tak hidup di pulau terpencil, Rocky dianggap cocok hidup di era singularitas. Era dana kecerdasan mesin melampaui total kecerdasan manusia.
“Tp itu pun akan keteteran o/ logika formal komputasional. Dan tugas manusia saat itu adalah justru u/ saling mencinta, bukan mencela,” katanya.
Budiman mengatakan, orang-orang seperti Rocky akan terobsesi mengatakan hal-hal nyeleneh.
Baca:Rocky Gerung: Abu Janda Harus Dilindungi, Otaknya Belum Selesai BerevolusiÂ
“Dan jika di era #Singularitas kelak, baik organisasi & masyarakat sdh dipahami & dikelola o/ #KecerdasanBuatan, apa yg tersisa bagi manusia? Rasa CINTA. Bedanya kita dgn orang2 spt Rocky adalah kita cinta sesama, dia mencintai dirinya sendiri dalam sepi,” ujarnya lagi.
Dan jika di era #Singularitas kelak, baik organisasi & masyarakat sdh dipahami & dikelola o/ #KecerdasanBuatan, apa yg tersisa bagi manusia?
Rasa CINTA.
Bedanya kita dgn orang2 spt Rocky adalah kita cinta sesama, dia mencintai dirinya sendiri dalam sepi— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) February 17, 2021
Sebelumnya, Rocky Gerung mengomentari pernyataan Presiden Jokowi yang meminta DPR merevisi UU ITE apabila dianggap tidak bisa memihak keadilan.
Menurut dia, UU ITE hanya merupakan alat kontrol terhadap oposisi. Hal itu yang kemudian mendasari Rocky Gerung menyebut bukan UU ITE yang seharusnya direvisi, tetapi cara berpikir Presiden Jokowi dan pemerintah secara keseluruhan.
“Dalam politik, Presiden Jokowi harus memperbaiki cara dia melangkah. Bukan dengan cara menyeponsori dinasti, Omnibus Law, korupsi di lingkaran dalam. Itu yang mesti diperbaiki, bukan sekadar ucapin UU ITE lalu semua simsalabim selesai,” kata Rocky Gerung dalam saluran Youtubenya.