BONE, SULSELEKSPRES.COM – Penanaman 38 ribu pohon mangrove oleh nelayan dan pembudidaya dengan melibatkan 50 orang dilakukan di Desa Ujunge, Kecamatan Tonra, Kamis (23/04/2020).
Kegiatan penanaman mangrove ini diprakarsai oleh Cabang Dinas Kelautan Wilayah Bone Soppeng Wajo Sinjai (CDK BOSOWASI) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.
Mangrove disediakan oleh para petani dan pembudidaya, termasuk dengan bahan-bahannya seperti bambu.
“Kita memang libatkan mereka dalam penanaman mangrove 38.000 ini. Mereka kita upah sebagai bentuk kepedulian dan perhatian kami karena kehilangan mata pencaharian sebagai masyarakat pesisir yang paling terkena dampak pendemi Covid-19,” ujar Kepala Cabang Dinas Kelautan Wilayah Bosowasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel, Suhartono.
Menurut, Suhartono kondisi saat ini menyebabkan nelayan kecil kesulitan untuk menjual ikan hasil tangkapannya akibat penutupan pasar-pasar tradisional di daerah. Termasuk Kabupaten Bone. Demikian halnya dengan pembudidaya, khususnya rumput laut yang harganya terjun bebas.
BACA: Pandemi Covid-19, Adnan Harap Distributor Tak Menimbun dan Main Harga Selama Ramadan
Hal ini menyebabkan penghasilan nelayan dan pembudidaya kecil mengalami penurunan yang sangat drastis. Bahkan sekedar untuk menutupi kehidupan sehari-hari saja sudah sangat berat.
Makanya, kata Suhartono, dengan melibatkan masyarakat setempat, membangun kesadaran mereka untuk dapat bersama-sama melestarikan mangrove, karena mereka sendiri yang menanam, tentunya mereka akan merasa memiliki dan akan menjaganya.
“Kegiatan ini memiliki manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar serta bagi ekositem pesisir. Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, berjasa untuk produktivitasnya yang tinggi serta kemampuannya memelihara alam,” terangnya.
