29 C
Makassar
Friday, December 13, 2024
HomeMetropolisDapat Restu dari Pemkot, Hari Raya Nyepi Bakal Diwarnai Parade dan Ogoh-Ogoh

Dapat Restu dari Pemkot, Hari Raya Nyepi Bakal Diwarnai Parade dan Ogoh-Ogoh

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Ribuan ummat Hindu di kota Makassar dalam waktu dekat akan merayakan Hari Raya Suci Nyepi dan Tahun Baru Saka 1942/2020.

Berbagai acara ritual dan hiburan dipersiapkan hingga memasuki puncak acara, yang akan jatuh pada tanggal (25/3/2020) mendatang, dan rencananya akan dipusatkan di Pura Giri Natha Makassar.

Sekertaris Parisada Hindu Dharma Indonesia(PHDI) Sulawesi Selatan, Gede Durahman, saat melakukan audiensi dengan Pj Wali Kota Makassar, M Iqbal Samad Suhaeb, di rumah jabatannya menjelaskan bahwa selain ritual, juga akan dilakukan sejumlah kegiatan sosial.

Kegiatan seperti donor darah, bakti sosial, penghijauan, anjangsana ke panti asuhan, jalan sehat sambil membersihkan lingkungan, Dharmadana yaitu kewajiban bagi umat Hindu untuk menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk berderma kepada yang kurang beruntung.

“Ribuan ummat Hindu di Makassar akan melakukan ritual Melasti di Pantai Akarena pada hari Minggu (22/3/2020) mendatang. Maksud ritual ini untuk membuang kotoran atau hal-hal yang negatif dipikiran dengan melakukan persembahyangan di pantai.”

“Disini akan dilakukan membersihkan diri baik secara jasmani maupun rohani. Selain itu juga digelar parade budaya dan juga mengarak ogoh-ogoh yang akan dilakukan mulai jam sepuluh pagi,” ujar Gede Durahman.

Menurut Gede, Melasti berasal dari kata Mala yang artinya kotoran dan Asti artinya membuang atau memusnahkan. Melasti memiliki makna untuk membersihkan, menghanyutkan segala kekotoran yang ada pada badan dan pikiran manusia melalui peningkatan Sraddha dan Bhakti (Iman dan Taqwa) kepada Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.

BACA: Catat ! Berikut 16 Hari Libur Nasional di Tahun 2020 Ditetapkan Pemerintah

Sementara itu, pada tanggal (24/3/2020) akan dilakukan Tawur Agung Kesanga di Pura Giri Natha Makassar, hingga kemudian memasuki pukul 00:00 tanggal (25/3/2020) sebagai awal dimulainya Catur Brata penyepian selama 24 jam lamanya.

“Selama 24 jam itu kita lakukan penyepian, yakni tidak menyalakan api sebagai simbol meredam kemarahan dan mengendalikan emosi dan nafsu didalam diri.”

“Termasuk juga tidak melakukan aktifitas didalam rumah masing-masing, misalnya tidak melaksanakan hiburan, tidak menonto TV, dan juga tidak pergi kemana-mana, cukup di dalam rumah saja,” lanjutnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb, mengatakan bahwa pihaknya berharap kepada seluruh ummat Hindu di kota Makassar untuk ikut berperan serta dalam menciptakan ketentraman dan kedamaian antar ummat beragama di Kota Makassar.

“Alhamdulillah, masyarakat kota Makassar sejak dulu dikenal memiliki jiwa toleransi antar beragama yang begitu tinggi. Kami ingin menyampaikan terima kasih atas sumbangsih saudara-saudara kita ummat Hindu dalam menjaga ketentraman di Kota Makassar.”

“Semoga saja perayaan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1942 menjadi momentum bersama dalam menjaga rasa perdamaian antar sesama warga, apalagi dalam waktu dekat akan digelar pesta demokrasi lokal, yakni Pemilihan Walikota Makassar,” ujar Iqbal Suhaeb.

Perayaan Hari Raya tahun ini secara nasional mengambil tema “Keunggulan dan Kerukunan Ummat Beragama menuju Indoensia Maju”.

Di Kota Makassar terdapat kurang lebih
7.500 jiwa ummat Hindu yang terdiri dari komunitas Hindu dari Bali, Toraja, India dan juga komunitas Hindu To Lotang. Mereka tersebar di Kota Makassar dengan berbagai profesi, mulai dari TNI, Polri, ASN dan juga swasta.

Rangkaian terakhir dari perayaan Nyepi tahun ini akan digelar malam Dharma Santi pada tanggal (4/4/2020), dengan mengundang seluruh pemangku kepentingan.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img