SULSELEKSPRES.COM – Penggiat media sosial pendukung Presiden Jokowi, Denny Siregar mengkritik pola komunikasi Mentri dan Juru Bicara (Jubir) Istana terkait isu UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Pola komunikasi pemerintah yang dianggap mengandalkan tranding di media sosial disebut tidak tepat. Dia mendorong untuk mengubah pola komunikasi dengan mengedepankan narasi.
“Harusnya utk kerjaan sebesar Omnibus Law ini, gerakkan para jurubicara yg sdh ditatar utk memahami UU,” kata Denny Siregar melalui akun Twitternya, (13/10/2020).
Baca:Â Buruh Kena PHK Karena Demo, Denny Siregar: Minta Kerja ke AHY
Dia mencontohkan seperti saat kampanye Pilpres. Dimana ada orang tertentu yang paham masalah untuk didorong berdebat dipublik.
“Seperti kampanye. Ada Adian, Yasonna, Irma Chaniago dan org2 yg bisa berdebat dan paham masalah. Trending topik di twitter itu hanya kerjaan org2 medsos yg maenan proposal,” katanya.
Dia menambahkan, membuat tagar untuk menjadi tranding topik bukanlah pola komunikasi yang baik. Dia menyebut bahwa membangun narasi akan lebih berguna untuk kondisi saat ini.
“Pak @jokowi kalau Menteri2 bapak hanya mengandalkan bot utk ciptakan trending di twitter sbg komunikasi, situasi terus begini,” ujarnya lagi.
“Trending topik bukan komunikasi, tp hanya angka spy proposal dihargai. Itu model lama. Ubah cara komunikasi, bangun narasi. Itu lbh berguna skrg ini,” tambah Denny.
Seperti diketahui, pihak pemerintah mengeluhkan banyaknya informasi palsu atau hoax yang beredar sekaitan dengan UU Omnubus Law.
Pak @jokowi kalau Menteri2 bapak hanya mengandalkan bot utk ciptakan trending di twitter sbg komunikasi, situasi terus begini.
Trending topik bukan komunikasi, tp hanya angka spy proposal dihargai. Itu model lama.
Ubah cara komunikasi, bangun narasi. Itu lbh berguna skrg ini.
— Denny siregar (@Dennysiregar7) October 13, 2020