Elpiji 3 Kg Langka, Pertamina Beri Sanksi Kepada 65 Agen Tabung Gas

Ilustrasi Gas Elpiji 3 Kg/ INT

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi memberikan sanksi kepada 65 agen tabung gas Elpiji 3 Kg yang berada di beberapa daerah di Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan (Sulsel).

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII, M Roby Hervindo, mengatakan, sanksi tersebut diberikan lantaran agen untuk gas 3 Kg itu telah melanggar ketentuan distribusi tabung bersubsidi.

“Agen Elpiji yang diberi sanksi ini terbukti melakukan berbagai pelanggaran seperti masalah administrasi sampai pasokan. Dan yang terbanyak berada di Makassar,” katanya, Jumat (31/8/2018).

Pelanggaran yang dilakukan beragam, kata Roby, namun pada umumnya adalah persoalan harga. Yang di mana gas bersubsidi tiga kilogram dijual diatas Harga Eceran Tertinggi (HET), menahan stok, dan menjual terlalu banyak ke pengecer.

Baca juga:

Elpiji 3 Kg Langkah, Soni Larang PNS Ikut Konsumsi

Gas Elpiji Langkah, Danny Sesalkan Pelayanan Pertamina

“Dari 65 agen dan pangkalan itu sebanyak 51 di antaranya diberikan surat peringatan, dua dikurangi stoknya selama dua bulan, sedangkan 12 lainnya dihentikan sementara penyalurannya,” ungkapnya.

Hal itu dilakukan untuk memberi efek jera kepada agen Elpiji yang nakal. Sehingga kedapam stok untuk Elpiji 3 Kg bisa tersalurkan dengan merata kepada semua masyarakat khususnya yang masuk dalam kategori mampu menerima Elpiji bersubsidi.

Dari data yang diungkapkan Rony, Pertamina menyalurkan tabung gas tiga kilogram sebanyak 9,8 juta tabung yang disebar di 23 agen dan 1400 pangkalan. Jumlah itu melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah sebanyak 9,7 juta lebih tabung. Jumlah tersebut khusus di Kota Makassar.

Belum lagi pada Idhul Adha pihaknya, menambah karena menurut perkiraan akam ada peningkatan konsumsi. Sehingga, menurutnya Elpiji 3 Kg di Kota Makassar lebih dari cukup.

Hanya saja masih banyak penggunaan yang tidak tepat sasaran di luar warga miskin. Itu terbukti dari pangsa pasar Elpiji bersubsidi itu, yang mencapai 93%. Sedangkan pengguna Elpiji non subsidi hanya 7%.

Pihaknya juga akan terus melakukan baik dengan Sistem Monitoring Penyaluran Elpiji 3 Kg (Simolek), maupun dengan teknik mistery shopper.

“Ada yang kedapatan dengan teknik mistery shopper. Di mana petugas kami menyamar sebagai pembeli di agen atau pangkalan,” jelasnya.