WATAMPONE, SULSELEKSPRES.COM – Ada Dua warga Bone asal Kecamatan Lamuru berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) kini dibawa ke rumah singgah Bajoe untuk dilakukan karantina. Pasalnya, kedua warga tersebut berdasarkan hasil rapid test tetap menunjukkan reaktif (Positif).
Dua orang warga tersebut merupakan Santri Ponpes Al Ibdah Takkalala Kabupaten Soppeng. Mereka sudah masuk kemarin siang. Selanjutnya akan menjalani karantina dengan pengawasan tim medis.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas PPC-19, dr Yusuf saat dikonfirmasi sulselekspres.com Kamis (28/5/2020).
Berdasarkan informasi dihimpun sulselekspres.com rekan santri tersebut berasal dari Kabupaten Bone ada 32 orang yang tersebar dibeberapa kecamatan.
“Saya kemarin dapat telefon dari Bupati Soppeng. Katanya ada 32 dari Bone yang merupakan santri Takkalala, Soppeng. Makanya saya meminta data ke 32 orang itu agar bisa ditelusuri,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi.
Lanjut, Bupati Bone dua periode ini soal santri yang dirawat di rumah singgah masih ditunggu hasil swabnya.
“Yang ditakutkan kalau positif tentu kita akan menggali lagi siapa yang diajak kontak,” lanjutnya.
Sedangkan untuk antisipasi penyebaran transmisi lokal, A Fahsar meminta tim yang ada di kecamatan bahwa orang yang masuk harus ditahu. Kalau tidak mau patuh sebaiknya disuruh kembali saja.
“Jangan menjadi penular di Bone, karena persoalannya virus tidak dilihat. Untuk itulah harus ada kesadaran dari masyarakat sendiri,” pintanya.
Menurut, Bupati Bone H Andi Fahsar menyebutkan tentang Covid-19 di Bone sekarang pada puncaknya atau mengarah pada titik kulminasi.
Namun, dia memprediksi pada bulan Juni mendatang sudah melandai atau turun.
“Mudah-mudahan di bulan Juni turun. Kalau misalkan prediksi salah berarti ini akan panjang,” ungkapnya saat melakukan kunjungan di Posko Perbatasan Bone Soppeng.
Kata Fahsar, sekarang ini sudah ada 11 positif di Bone, ada 16 orang dirawat di Rumah Singgah Bajoe. Segala upaya dilakukan untuk memutus mata rantai Covid-19 ini. Bahkan pengetatan di jalur masuk ke Bone.
“Mudah-mudahan kita bisa batasi tidak lewat dari 11 orang positif,” ucapnya.
“Kalau prediksi turun maka pengetatan sudah mulai dilonggarkan, warkop sudah dibuka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” sambung Fahsar.
Bupati dua periode itu menambahkan, Bone juga sudah bisa melakukan tes swab melalui mesin Tes Cepat Molekuler (TCM). Mesin yang memiliki keakuratan sama dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) pada tes Swab tersebut sudah berada di RSUD Tenriawaru.
Sisa menunggu catridge dari Kementerian Kesehatan. Katanya, catridge itu tidak bisa pengadaan sendiri. Harus dari Kementerian Kesehatan. Namun Kemenkes sudah pesan ribuan unit.
“Tetapi belum sampai di Bone karena dianggap belum zona merah. Yang diutamakan yang besar-besar angka positifnya,” katanya.
Meski begitu, pihaknya tetap mengupayakan sejenis kaset tersebut ada juga di Bumi Arung Palakka agar tidak jauh lagi melakukan tes swab. “Kita akan upayakan alat itu. Seandainya bisa kita beli, kita beli. Kan lebih murah dibanding sekali tes swab,” pungkasnya.