MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Tidak stabilnya harga komoditi lada di pasaran, akhirnya berimbas pada aktivitas pengembangan komoditi lada di Sulawesi Selatan.
Hal ini diakui Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulsel, Tautoto Tanaranggina, saat menghadiri Pertemuan Kordinasi Pengembangan Komoditi Lada dan Penandatangan MoU Dinas Perkebunan Provinsi Sulsel sebagai Pembicara Kunci di Bugis Room Hotel Grand Inawan, Makassar, Kamis (23/8/2018).
“Tantangan pengembangan lada masih cukup besar, seperti harga yang tidak stabil. Yang harganya saat ini bisa sampai 120 sampai 135 ribu perkilo, sekarang turun, hanya sebesar 36 sampai 37 ribu perkilo,” ujar Toto sapaan karibnya.
Menurutnya, harga tersebut dipengaruhi pula oleh kualitas komoditi yang relatif rendah. Hingga aspek inilah menurut Toto, membuat kepercayaan pembeli semakin menurun.
“Memang ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bagi kita, bahwa yang harus dipikirkan Pemerintah Pusat adalah, bagaimana daerah-daerah yang kita kembangkan di Sulawesi Selatan bisa dijamin harganya,” imbuh Toto.
Olehnya, saat ini menurut Toto yang penting sekarang adalah kestabilan harga agar program pengembangan komoditi lada dalam 5 tahun kedepan dapat meningkat di pasar.
“Untuk itu, melalui pertemuan ini dapat terjalim sinergitas antara kabupaten kota dan pusat untuk membangun bersama-sama potensi yang ada,” ringkasnya.






