Indira Jadi Narasumber Ngopi Politik BADKO HMI SulselBar

Indira Jadi Narasumber Ngopi Politk BADKO HMI SulselBar

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Badko HMI Sulselbar) menggelar Ngopi Politik (Ngopi) di Warkop Kopizone, Jln. Boulavard, Makassar, pada Sabtu (21/10/2017).

Ngobrol Politik tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar/Akademisi, Muhammad Firdaus, Wakil Ketua DPRD Makassar sekaligus calon wakil wali kota Makassar Indira Mulyasari Paramastuti Ilham, dan Lembaga Bantuan Hukum Kahmi Makassar, Dr. Irwan Muin.

Indira yang juga Bendahara Nasdem Kota Makassar, Indira Mulyasari Paramastuti Ilham mengatakan, kinerja pemerintahan Jokowi-JK selama 3 tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan berdasarkan pada program Nawa Cita yang digaungkan pemerintahan ini.

“Kinerja pemerintahan Jokowi-JK selama 3 tahun terakhir cukup baik, dibeberapa sektor bidang termasuk ekonomi juga mengalami kenaikan,” ujar Indira Mulyasari Paramastuti saat menjadi narasumber di Warkop Kopizone.

Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Badko Sulselbar) menggelar Ngopi Politik (Ngopi) di Warkop Kopizone, Jln. Boulavard, Makassar, pada Sabtu (21/10/2017)

Sementara itu, pengamat politik UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad menjelaskan, untuk menilai kinerja pemerintahan Jokowi-JK harus ada indikatornya, sehingga dapat memberikan penilaian.

Menurutnya, terkhusus pada bidang keamanan baik didalam negeri maupun diluar negeri, relatif aman. Begitupun dengan penanganan soal terorisme yang cukup baik.

“Keamanan di pemerintahan Jokowi-JK relatif aman jika diukur berdasarkan dari ancaman dari dalam dan luar negri,” beber Firdaus Muhammad

Selain itu, pada bidang kebhinekaan bangsa Indonesia, masih belum kokoh pondasinya lantaran berbagai macam persoalan terutama kasus yang terjadi di DKI Jakarta.

“Di bidang kebhinekaan yang paling gaduh, terutama kasus Ahok-Djarot yang berdampak sehingga kita mengeja ulang kebhinekaan,” tuturnya.