25 C
Makassar
Friday, November 22, 2024
HomeHeadlineIni Pengakuan Anak yang Selamat Kecelakaan Pesawat di Papua

Ini Pengakuan Anak yang Selamat Kecelakaan Pesawat di Papua

PenulisM. Syawal
- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM — Korban selamat kecelakaan pesawat yang terjadi di Gunung Menuk, Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang pada 10 Agustus 2018 lalu, Jumaidil Jamaluddin (12), menyebut saat pesawat jatuh dirinya ditendang keluar hingga berada di jurang.

Jumaidil, bercerita, ketika dirinya balik dari Tanah Merah menuju Kabupaten Pegunungan Bintang, Disteik Oksibil menggunakan pesawat Dimonim Air tiba-tiba jatuh di tengah perjalan menuju rumahnya.

BACA : Anak Bunuh Ayah Kandungnya Sendiri di Gowa

Dia yang saat itu duduk di bangku paling belakang sebelah kiri, sejak awal memang tidak memakai safety belt atau sabuk pengaman, karena dilarang oleh ayahnya dengan mudah bisa keluar dari pintu. Meskipun merasa takut, namun dipaksa oleh ayahnya.

“Saat merasa jatuh. Ayah saya tendang saya keluar dan dia (ayah) menyusul dibelakang. Ayah juga yang buka sabuk pengaman sebelum ditendang,” katanya, saat ditemui dirumahnya, Jalan Daeng Tawalla, Kelurahan Antang, Kacamatan Manggala, Senin (24/9/2018).

BACA: Jenazah Korban Pesawat Jatuh Di Papua Tiba Di Rumahnya, Kapolda Ikut Mengangkat

Dia melanjutkan, saat terjatuh tersebut dirinya merasa cukup lama sampai ke tanah dan hingga akhirnya sampai ke tanah. Namun, saat terguling setelag jatuh di tanah dirinya sempat memegang rotan sehingga dirinya terselamatkan dan tidak turun ke jurang.

“Saat jatuh saya masih sadar dan sempat memegang rotan, namun, tidak lama saya langsung pingsan. Dan masih sempat melihat bapaknya berdiri disebelah saya,” katanya, yang ditemui dengan tangan masih terbalut akibat patah.

BACA: Sar Gabungan Lakukan Pencarian Pesawat Demonim Air

Dia memperkirakan bahwa ayahnya meninggal empat jam setelah pesawat yang ditumpangi sembilan orang tersebut jatuh yakni sekitar pukul 18.00 Wit. Saat, sadar dirinya menuju ke peswat untuk ambil air minum.

“Bapa meninggal sekitar pukul 18.00 Wit, peswat jatuh kira-kira pukul 14.00 Wit. Saya ke pesawat karena saya haus,” jelasnya.

Sebelumnya, kecelakaan pesawat terjadi di Gunung Menuk, Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang pada 10 Agustus 2018 lalu. Yang mengakibatkan 8 orang meninggal dari sembilan penumpang.

8 dari 9 penumpang dinyatakan meninggal dunia setelah tim SAR, TNI, dan Polri melakukan pencarian di Gunung Manuk sehari setelah pesawat dinyatakan jatuh. Dikarenakan jarak yang harus ditempuh butuh waktu untuk sampai.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img
spot_img