SULSELEKSPRES.COMĀ – Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri peresmian pembukaan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) dan Parade Merek Lokal Indonesia Tahun 2019. Acara tersebut digelar di The Hall Senayan City, Jakarta, pada Kamis, 15 Agustus 2019.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengaku senang melihat banyaknya produk lokal yang dipamerkan. Dirinya menekankan agar merek-merek lokal Indonesia bisa menguasai pasar dalam negeri, mengingat Indonesia sendiri merupakan pasar yang sangat besar.
āKita tahu pasar Indonesia ini gede sekali, pasar kita ini besar sekali. Jangan sampai pasar yang ada, yang besar ini, dikuasai oleh merek-merek luar. Jangan sampai. Saya titip ini. Tugas bapak dan ibu sekalian adalah mengisi pasar-pasar yang ada sehingga barang luar mau masuk sudah penuh,ā ujar Jokowi, dilansir dari situs resmi istana.
Untuk itu, dia ingin agar ruang-ruang strategis di mal atau pusat perbelanjaan diprioritaskan untuk diberikan kepada merek-merek lokal, bukan untuk merek-merek dari luar negeri. Menurutnya, merek-merek lokal Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan merek-merek dari luar negeri.
Jokowi memberikan contoh di Australia, di mana produk-produk dalam negeri mereka selalu ditempatkan di posisi paling depan di sebuah mal.
āDi Australia seperti itu. Di Australia itu cara mainnya seperti itu, produk-produk dalam negeri taruh di paling depan kalau ada mal. Kenapa kita enggak tiru strategi-strategi yang bagus seperti itu?ā katanya.
Selain itu, hal tersebut juga bisa menjadi satu strategi dari mal-mal untuk membantu pemerintah agar barang-barang impor tidak membanjiri Indonesia, terutama saat perang dagang terjadi seperti sekarang. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai produk buatan dalam negeri.
āJadi sekali lagi, tolong kita mulai kecintaan kita terhadap produk-produk kita sendiri, terhadap produk-produk dalam negeri,ā imbuhnya.
Oleh karena itu, kepada Ketua Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah, Presiden secara khusus memberikan dua tugas. Pertama, untuk bekerja sama dengan pemilik mal agar merek-merek lokal bisa menempati posisi-posisi strategis.
āYa itu tugas di dalam negerinya itu Pak Budi. Bisik-bisik sama pemilik mal, kalau pemilik malnya sulit-sulit ngomong ke saya. Produsen ini, produksi dalam negeri, yang kita produksi, pilih dong tempat yang paling baik. Jangan kebalik-balik,ā tegasnya.
Diharapkan, agar produk-produk Indonesia yang sudah bagus dari segi merek, pengemasan, hingga kualitas, diseleksi dan dilakukan pengawasan kualitas sehingga bisa dibawa ke pasar luar negeri. Ia menambahkan, pemerintah akan membantu menyiapkan anggaran pemasaran.
āBisa saja misalnya cari mal yang strategis, misalnya di Kuala Lumpur, di Singapura, di Hong Kong, di Manila, di Vietnam. Cari mal yang tempatnya strategis, kuasai separuhnya, isi merek-merek kita. Pemerintah akan bantu,ā ungkapnya.