SULSELEKSPRES.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa duta besar Indonesia harus menjadi bagian penting dari upaya untuk mengatasi masalah situasi dunia yang penuh dengan ketidakpastian, agar bisa berdampak positif bagi perekonomian nasional.
“Bapak ibu semuanya adalah duta besar, sebagai duta perdamaian. Ini amanat konstitusi,” tegas Jokowidikutip dari laman CNBC Indoenesia, Jumat (10/1/2020).
Jokowi pun meminta kalangan duta besar Indonesia yang tersebar di berbagai belahan dunia menjadi duta investasi dan duta ekspor. Tujuannya, yaitu agar masalah defisit transaksi berjalan bisa diselesaikan.
“Kalau neraca transaksi berjalan kita sudah positif, baik, saat itulah kita betul-betul merdeka dengan siapapun kita berani,” tegas Jokowi.
Ketahanan eksternal biasanya memang dicerminkan dalam transaksi berjalan (current account). Transaksi berjalan dalam salah satu pos dalam neraca pembayaran berisikan arus devisa dari ekspor – impor barang dan jasa.
Devisa dari pos ini dianggap lebih tahan lama ketimbang pos transaksi modal maupun finansial yang didominasi oleh investasi portofolio di sektor keuangan alias hot money. Tidak heran, kondisi transaksi berjalan memegang peranan penting menjaga stabilitas.
‘Penyakit’ CAD ini sudah terjadi sejak 2011 lalu, di mana puncaknya terjadi pada kuartal II-2014. Kala itu, defisit transaksi berjalan mencapai 4,26% dari produk domestik bruto (PDB).