BONE, SULSELEKSPRES.COM – Puluhan Jurnalis di Kabupaten Bone mengecam sikap arogan yang dilakukan oknum aparat kepolisian kepada rekan jurnalis di Makassar saat melakukan peliputan aksi demo.
Kecaman sikap jurnalis Bone dengan menggelar aksi damai di bundaran tugu Kota Watampone, Rabu (25/09/2019) siang.
Para jurnalis ini melakukan aksi damai sebagai bentuk solidaritas atas penganiayaan wartawan oleh oknum aparat kepolisian di Makassar saat melakukan peliputan aksi demo. Selasa (24/09).
Kontributor Kompas Tv, Rusmin Igo mengecam keras aksi tindakan yang dilakukan oleh oknum tersebut.
BACA: Aktivis Ika BKPRMI Sulsel, Sesalkan Aparat Masuk Masjid Pakai Sepatu
“Kami sangat mengecam tindakan oknum polisi yang menganiaya teman kami, saat melakukan peliputan aksi demo di Makassar,” kecamnya.
Lanjut, Rusmin Igo dalam orasinya menegaskan pimpinan kepolisian harus evaluasi anggotanya dan memberikan sanksi
“Kapolri dan Kapolda Sulsel harus dievaluasi atas kejadian penganiayaan wartawan atau rekan kami di Makassar yang dilakukan oleh oknum polisi. Oknum tersebut harus diberi sanksi yang seberat-beratnya,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Eka salahsatu reporter Beritasulsel.com bahkan dalam orasinya dengan suara gemetar pertanda menahan emosinya,
Eka meminta Kapolri dan Kapolda Sulsel mundur dari jabatannya karena dianggap tidak mampu mengayomi khususnya para kuli tinta yang sedang melaksanakan tugas.
“Kami ini pewarta bukan pembawa bencana. Sanksi tegas oknum polisi yang berlagak preman menganiaya saudara-saudara kami wartawan di Makassar. Kapolri dan Kapolda Sulsel kalau perlu mundur saja dari jabatannya,” teriak Eka dengan suara gemetar menahan emosi.
“Profesi kami sebagai wartawan dilindungi dan berdasarkan Undang-undang jadi oknum polisi penganiaya wartawan sama halnya menginjak Undang-undang,” teriaknya lagi.
Sementara itu rekan jurnalis lainnya Anwar marjan selaku Ketua AJK Bone mengutuk keras perlakuan yang tidak manusiawi kepada jurnalis yang sedang melakukan peliputan saat ada aksi mahasiswa di makassar dan menuntut Kapolri serta Kapolda Sulsel lengser dari jabatannya.
Diketahui, Tidak hanya mahasiswa dilakukan penganiayaan. Namun, beberapa oknum jurnalis juga mengalami luka-luka karena terkena lemparan batu. Bahkan salah seorang Jurnalis ANTARA, Darwin, mendapat tindakan represif dari pihak kepolisian.
Darwin dikeroyok oleh beberapa aparat kepolisian, sehingga mengalami luka memar dan luka robek di bagian kepalanya.