SULSELEKSPRES.COM – Proses vaksin yang dinilai mulai menurun, bakal mengakibatkan lonjakan kasus virus corona tahun ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya.
Hal itu diumumkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Mereka menyerukan agar skema COVAX, pemberian vaksin ke negara miskin, bisa digenjot.
Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus
menyoroti bagaimana negara kaya hanya fokus pada inokulasi warganya sendiri, dan seakan tak peduli pada negara menengah ke bawah.
“Kita di tengah jalur bahwa pandemi Covid-19 di tahun ini bakal lebih parah daripada sebelumnya,” ujar Tedros, dilansir dari laman kompascom, Sabtu (15/5/2021).
Karena itu, WHO meminta agar negara kaya mempertimbangkan lagi memvaksinasi warganya yang berusia muda.
Vaksin itu, menurut Tedros, sebaiknya didistribusikan ke negara yang lebih membutuhkan melalui skema COVAX.
Badan kesehatan tersebut mengkritik pemerintah yang hanya peduli untuk memberikan vaksin ke 100 persen warganya.
Dilansir Russian Today Jumat (14/5/2021), menurut WHO seharusnya semua negara bekerja sama menangkal virus corona dalam skala global.
Tedros menerangkan, dia memaklumi jika negara tersebut mengedepankan pendekatan mengentaskan urusan domestik mereka
Sebab, seperti dijelaskan Tedros, mereka bahkan tidak punya cukup vaksin untuk melindungi tenaga kesehatan.
Skema COVAX ini didirikan oleh WHO, Komisi Eropa, dan Perancis dalam upaya pendistribusian vaksin secara adil ke seluruh dunia.
Sejak dibentuk, skema ini dilaporkan sudah mengirim 59 juta dosis vaksin virus corona ke 122 negara peserta.
Pernyataan Tedros itu terjadi di tengah kekhawatiran varian baru corona, terutama galur India, bisa menyebabkan peningkatan kasus global.
Meski belum ada bukti varian ini kebal terhadap vaksin, pakar kesehatan khawatir varian ini jauh lebih menular dan menghambat upaya vaksinasi