Tiap jenis imunosupresan menyebabkan efek samping yang berbeda-beda. Misalnya, mycophenolate dan cyclophosphamide dapat menyebabkan cacat lahir. Karena itu, penderita SLE wanita yang menggunakan kedua jenis obat ini dan aktif secara seksual dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang terjamin keampuhannya.
Bagi penderita SLE wanita yang berniat untuk punya anak, Anda dianjurkan untuk memilih obat lain (misalnya azathioprine). Anda juga dianjurkan untuk mengonsultasikannya terlebih dulu kepada dokter spesialis.
Kehamilan sebaiknya direncanakan pada saat gejala SLE Anda berkurang (masa remisi). Pemantauan saksama dari dokter spesialis serta dokter kandungan selama masa kehamilan berlangsung juga sangat penting.
Risiko terjadinya infeksi akan meningkat seiring dengan kinerja sistem kekebalan tubuh yang ditekan. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala infeksi karena Anda mungkin membutuhkan penanganan secepatnya untuk mencegah komplikasi yang serius.
Gejala infeksi terkadang mirip dengan serangan lupus dan meliputi:
Serangan batuk yang disertai dahak atau napas terengah-engah.
Demam tinggi (38ºC atau lebih).
Sensasi terbakar yang terasa saat buang air kecil.
Kencing darah (hematuria).
Hindarilah kontak dengan orang yang sedang mengalami infeksi seringan apa pun atau walau Anda sudah memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi tersebut, misalnya cacar air atau campak. Penularan tetap mungkin terjadi karena kinerja sistem kekebalan tubuh Anda sedang menurun karena ditekan oleh obat imunosupresan.
Imunosupresan juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Karena itu, Anda membutuhkan pemeriksaan kesehatan dan tes darah secara rutin selama menggunakan imunosupresan.
Rituximab
Jika obat-obat lain tidak mempan bagi penderita SLE, dokter akan menganjurkan rituximab. Obat ini termasuk jenis baru dan awalnya dikembangkan untuk menangani kanker darah tertentu, misalnya limfoma. Tetapi rituximab terbukti efektif untuk menangani penyakit autoimun, seperti SLE dan artritis reumatoid.
Cara kerja rituximab adalah dengan mengincar dan membunuh sel B. Ini adalah sel yang memproduksi antibodi yang menjadi pemicu gejala SLE. Obat ini akan dimasukkan melalui infus yang akan berlangsung selama beberapa jam. Selama proses pengobatan ini berlangsung, kondisi Anda akan dipantau dengan cermat.
Efek samping yang umum dari rituximab meliputi pusing, muntah, dan gejala yang mirip flu (misalnya menggigil dan demam tinggi selama pengobatan berlangsung). Efek samping lain yang mungkin terjadi (meski sangat jarang) adalah reaksi alergi. Reaksi ini umumnya muncul selama pengobatan berlangsung atau tidak lama setelahnya.