27 C
Makassar
Saturday, March 1, 2025
HomeDaerahKetua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Bone Harap di Tahun Shio Ular...

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Bone Harap di Tahun Shio Ular Kayu Membawa Perubahan dan Kebaikan

- Advertisement -

BONE, SULSELEKSPRES.COM– Dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek 2025, Kapolres Bone AKBP Erwin Syah menerjunkan personelnya untuk melakukan pengamanan di tempat ibadah di Jalan Pepaya, Kota Watampone, Rabu (29/1/2025).

Pengamanan ini dipimpin langsung oleh Kabag Ops Polres Bone, Kompol Andi Rachmat guna memastikan kelancaran dan keamanan umat yang melaksanakan ibadah dalam perayaan Imlek.

Kapolres Bone AKBP Erwin Syah melalui Kasihumas Iptu Rayendra Muchtar mengatakan, kehadiran personel kepolisian bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, khususnya umat yang sedang melaksanakan ibadah.

“Kehadiran aparat kepolisian disambut baik oleh para tokoh agama dan jemaat yang hadir. Mereka mengapresiasi langkah Polres Bone dalam menjaga situasi tetap kondusif selama perayaan berlangsung,” katanya kepada sulselekspres.com.

“Dengan adanya pengamanan ini, diharapkan umat yang merayakan Imlek dapat beribadah dengan khidmat dan penuh kedamaian. Kapolres Bone juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga toleransi dan keharmonisan antar umat beragama di Kabupaten Bone,” harapnya.

Diketahui, perayaan Imlek tahun 2576/2025 merupakan hari raya yang dinanti-nantikan bagi masyarakat Tionghoa, begitupula di Kabupaten Bone, masyarakat Tionghoa merayakan imlek dengan penuh suka cita.

Perayaan Imlek dipusatkan di Vihara Dharma Palakka.

Meski dirayakan secara sederhana, mereka yang merayakan Imlek menyambut gembira sambil bersembahyang di Vihara dengan khusyuk.

Banthe Abhijato selaku pembawa Hikmah Imlek menyampaikan beberapa pesan mendalam sebagai acuan untuk menjalani tahun shio ular kayu ini.

Ia menjelaskan bahwa tahun shio ular kayu terakhir terjadi pada tahun 1965, dan kini pada tahun 2025, diperkirakan tahun shio ular kayu akan kembali 60 tahun lagi.

“Agama Budha tidak menitik beratkan pada ramalan, namun dari beberapa hal, percaya tidak percaya ramalan akan bekerja. Ditahun Baru Imlek ini adalah merupakan tahun Shio ular kayu, ular sebagai simbol kebijaksanaan, strategi dan misteri sedangkan kayu punya karakter pertumbuhan, seleksi dan fleksibel,” jelas Banthe Abhijato.

Lebih lanjut Ia juga menerangkan secara singkat mengenai asal muasal nuansa warna merah yang selalu menghiasi perayaan Imlek.

“Menurutnya secara mitologi ada sebuah kisah mengenai monster buas yang besarnya dua kali lipat dari ukuran gajah yang disebut Nian. Konon dimasa itu banyak manusia yang selalu hilang dan diyakini diculik oleh monster tersebut. Dan untuk mengusir monster atau Nian tersebut mereka harus menyediakan 3 hal yang ditakuti oleh monster Nian,” terangnya.

Yaitu dipercaya Nian takut dengan warna merah, takut terhadap api dan takut suara kencang oleh karenanya dalam perayaan Imlek selalu ada nuansa merah, lampion dan petasan.

“Keberhasilan di tahun ular tidak didapat dari kekerasan tetapi dengan menggunakan cara-cara yang baik untuk menghasilkan tujuan bersama. Tahun ini menjadi tahun terbaik untuk perencanaan dan perubahan jangka panjang,” ujar Abhijato.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Hakim Lewa mengharapkan di tahun shio ular kayu ini akan membawa perubahan dan kebaikan, bukan saja kepada umat Tionghoa namun untuk semua umat manusia.

“Semoga ditahun baru Imlek ini, di tahun shio ular kayu, rejeki lebih melimpah, mendapatkan berkah, membawa keselamatan, kesehatan, kemakmuran serta kedamaian,” harap Hakim Lewa.

Perayaan tahun baru Imlek di Vihara Dharma Palakka ditutup dengan tradisi berbagi Angpau yang menjadi simbol kemakmuran. (*)

Laporan: Yusnadi

spot_img
spot_img

Headline

spot_img