Home Ekbis Komitmen Yayasan Hadji Kalla Bantu Anak Duafa Melanjutkan Pendidikan

Komitmen Yayasan Hadji Kalla Bantu Anak Duafa Melanjutkan Pendidikan

0
Komitmen Yayasan Hadji Kalla Bantu Anak Duafa Melanjutkan Pendidikan

BONE, SULSELEKSPRES.COM – Tim Bidang Educare; Yayasan Hadji Kalla melakukan monitoring program dan kegiatan di Sekolah Islam Athirah Bone, Jalan Sungai Musi, Panyula, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Jumat-Ahad, 4-6 Juni 2021. Tim monitoring dipimpin langsung oleh Manager Bidang Pendidikan (Educare); Yayasan Hadji Kalla, Suharto Parai yang didampingi oleh Officer Program Muhammad Syafei Karsali.

Materi monitoring yang dijalankan pada kesempatan tersebut adalah melihat berbagai kegiatan akademik yang berjalan di Sekolah Islam Athirah (SIA) Bone serta mendengar langsung proses dan pengelolaan sistem beasiswa yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla, mulai dari proses seleksi calon penerima manfaat hingga berbagai kegiatan yang dilakukan selama menempuh proses akademik. Pada kesempatan tersebut, Tim Educare juga langsung mendengarkan pendapat para siswa penerima beasiswa baik yang telah tamat sekolah maupun yang tengah menjalankan proses akademik di SIA Bone terkait dampak yang mereka rasakan sebagai penerima manfaat.

Dalam proses monitoring, Tim Yayasan Hadji Kalla diterima langsung oleh Kepala Sekolah Islam Athirah Bone, Syamsul Bahri, S.Pd.I beserta jajaran guru dan staf. Di awal, Syamsul Bahri menjelaskan bahwa sejak pertama berjalan, jalur penerimaan siswa dengan beasiswa dari Yayasan Hadji Kalla, SIA Bone telah berkomitmen untuk mengawal prosesnya dari awal hingga akhir.

“Untuk program beasiswa yang kita buka, baik di jenjang SMA dan juga SMP, kami dari SIA Bone telah berkomitmen untuk mengawal semua prosesnya dari awal hingga akhir, kami dan para guru serta staf memastikan bahwa para calon siswa yang mengikuti seleksi sebagai calon penerima manfaat betul-betul layak, baik dari segi kemampuan ekonomi keluarganya hingga prestasi akademik,” jelasnya.
“Sekarang kita dalam masa proses seleksi yang kita lakukan di berbagai wilayah kabupaten dan kota dan ada juga seleksi yang dilakukan langsung di sini. Untuk kuotanya, di tahun ini ada 40 kursi beasiswa untuk jenjang SMA dan 40 untuk jenjang SMP.

Terkait persyaratan, yang paling utama adalah terkait tes, di mana para calon siswa, harus bisa lolos dari tes yang kami lakukan langsung dengan berbagai format seleksi ketat. Hal itu kita lakukan karena kami dan tim tidak sepenuhnya percaya pada nilai akumulasi rapor dari sekolah, itulah kenapa kami menetapkan seleksi dengan tes yang kami rancang dan lakukan secara mandiri,” lanjutnya.

Selain itu, ada pula wawancara dan survei kelayakan ekonomi dari para pendaftar, semuanya dilakukan secara transparan dan mandiri oleh tim SIA Bone.

“Kita juga melakukan wawancara untuk para pendaftar, ada juga proses survei yang dilakukan oleh tim untuk melihat kelayakan ekonominya, agar kami betul yakin bahwa anak tersebut layak sebagai penerima zakat. Jika di kemudian hari kita dapat ada di antara mereka yang melakukan pemalsuan data, maka akan kami hentikan beasiswanya langsung,” tandas Syamsul.

Dijelaskan pula bahwa untuk anak-anak penerima beasiswa dan anak-anak yang masuk dengan jalur reguler, tidak ada perbedaan perlakukan yang dilakukan, semuanya sama mulai dari porsi ekstrakurikuler hingga keterlibatan dalam berbagai ajang yang diikuti oleh SIA Bone.

Seiring berjalannya waktu, berbagai prestasi telah ditorehkan oleh para penerima beasiswa Yayasan Hadji Kalla yang bersekolah di SIA Bone, Syamsul Bahri juga menjelaskan bahwa hampir di segala lini dan di berbagai ajang di tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional, selalu ada siswa penerima beasiswa yang menjadi juara dan menyumbangkan banyak medali untuk Sekolah Islam Athirah Bone.

Erni, S.Pd yang merupakan Kepala SMP Athirah menjelaskan bahwa dana LAZ Yayasan Hadji Kalla murni digunakan untuk pembiayaan siswa penerima beasiswa, mulai dari keperluan akademik hingga biaya makan.

“Untuk teman-teman ketahui juga bahwa dana yang masuk ke SIA Bone ada 3 pak, yakni dari Athirah sendiri, ada dari LAZ Yayasan Kalla dan juga ada dari dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) dari pemerintah dan semuanya dikelola sesuai porsinya, tidak ada yang kita campur, terutama untuk dana LAZ kita betul-betul peruntukkan untuk biaya akademik bagi anak-anak penerima beasiswa”, jelasnya.

Selain melakukan monitoring program beasiswa, Tim Educare; Yayasan Hadji Kalla juga menghadiri wisuda penamatan siswa SMP dan SMA Athirah Bone di Novena Hotel Bone. Dalam sambutannya, Manager Educare, Suharto Parai menyampaikan bahwa Yayasan Hadji Kalla akan terus berkomitmen dalam membantu para siswa dhuafa untuk bisa terus melanjutkan pendidikan yang layak termasuk bersekolah di SIA Bone.

“Adalah sebuah kesyukuran melihat hari ini anak-anak kita bisa lulus dan beberapa di antara mereka yang sudah diterima di berbagai perguruan tinggi. Saya juga sampaikan bahwa kami di Yayasan Hadji Kalla akan terus berkomitmen untuk membantu anak-anak dari kalangan duafa agar bisa terus bersekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi,” ujarnya kepada para tamu wisuda.

Sementara itu, Muhammad Nizam, salah seorang siswa penerima Beasiswa yang berasal dari Sabah, Malaysia; menyampaikan terima kasih dan kesyukurannya karena telah mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di SIA Bone.

Walapun lahir dan besar di Sabah, Nizam tetap berkewarganegaraan Indonesia karena Ia adalah anak keturunan Bone dari sang ayah dan Ibu yang berasal dari Sulawesi Tengah. “Sekarang saya kelas X (1 SMA), mendapat beasiswa untuk sekolah di SIA Bone setelah lulus di Sekolah Indonesia yang ada di Sabah.

Ikut seleksi dan Alhamdulillah bisa mendapatkan beasiswa. Saya bangga dengan pencapaian itu dan saya berterima kasih kepada Yayasan Hadji Kalla karena telah memberikan kesempatan untuk saya melanjutkan pendidikan di sini, di tanah kelahiran ayah. Saya percaya bahwa dengan pendidikan, kita semua bisa sukses, dan suatu saat, ketika telah lulus dari sini dan sukses, saya berharap bisa membawa kedua orang tua kembali untuk tinggal di Indonesia,” papar nizam kepada tim Yayasan Hadji Kalla.