MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah banyak menginisiasi lahirnya Undang-undang yang pro kepentingan umat Islam. Tak banyak yang tahu bahwa perjuangan PPP di Senayan senantiasi berada di jalan sepi lagi terjal.
Dalam sebuah diskusi di Warkop Sija Mall Panakkukang, Selasa (20/11/2018), Wakil Ketua Umum DPP PPP, Amir Uskara mengungkapkan beratnya tantangan yang senantiasa dihadapi PPP dalam memperjuangan kepentingan umat Islam di parlemen. Sulit bagi PPP mendapatkan kawan seperjuangan dalam menyuarakan kepentingan umat. PPP justru terpaksa sering berjuang sendirian.
BACA: Amir Uskara Ingin PPP Kembali Berjaya, Pengamat Sarankan Ini
RUU tentang Miras misalnya, sudah genap 4 tahun diperjuangkan PPP namun tak jua gol masuk ke tahap rapat paripurna. Bahkan RUU tentang Pondok Pesantren dan Pendidikan Keagamaan yang telah diperjuangkan 2 tahun lamanya hampir saja mental di parlemen andai PPP gagal melobi agar program tersebut masuk dalam visi misi pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Karena memang kami minoritas di Senayan. Kursi kami hanya 39 dari total 560 kursi DPR. Tapi meski kecil, kami dikenal fraksi yang ngotot kalau sudah menyangkut memperjuangkan kepentingan umat Islam dalam kerangka rahmatan lil alamin,” kata Amir dalam diskusi bertema Membedah Perjuangan Politik PPP itu.
BACA: PPP Dinilai Jadi Tumpuan Terakhir Partai Islam
Produk-produk Undang-undang yang lahir murni dari rahim PPP sudah teramat banyak. Diantaranya yang populer diketahui masyarakat luas adalah UU tentang Perkawinan, UU tentang Anti Pornografi dan Pornoaksi, UU tentang KPK, UU tentang Alokasi Pendidikan 20%, dan UU tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
“Begitupun di tingkat daerah, kami juga selalu menjadikan pakta integritas melahirkan perda-perda bernuansa syariah sebagai syarat untuk bisa mendapatkan usungan PPP di pilkada. Sehingga di daerah juga lahir peraturan-peraturan yang pro kepentingan umat Islam, seperti Perda Pendidikan Diniyah di Gowa dan lain sebagainya,” tutur Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini.
BACA: Ingin Amankan Caleg, PPP Siap Libatkan Bawaslu dan KPU
Sepinya jalan perjuangan PPP membuat Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin, Dr Sawedi Muhammad khawatir umat Islam yang notabene pemilih mayoritas akan kehilangan hak-haknya bila PPP gagal memenuhi parliamentary threshold 4%.
“Karena dari apa yang disampaikan tadi, bisa disimpulkan bahwa PPP adalah benteng terakhir umat Islam. Kalau sudah tidak ada PPP di parlemen, siapa lagi yang akan memperjuangkan aspirasi umat Islam. Sementara partai-partai Islam yang lain jelas sulit melewati PT 4%. Cuma PPP yang punya peluang lolos PT 4%,” kata Sawedi.
Dewan Pakar lembaga riset Pedoman Suara Indonesia, Dr Arief Wicaksono juga menilai demikian. Arief yakin PPP bakal menjadi satu-satunya partai Islam yang lolos PT 4%.
“Karena PPP memiliki mesin yang senantiasa terawat dengan baik dan kader-kader yang militan. Apalagi ditambah dengan tokoh-tokoh kunci di tiga provinsi basis PPP yakni Jabar, Jateng dan Jatim. Sisa memaksimalkan kerja agar potensi 80 persen penduduk Indonesia yang notabene umat Islam itu mayoritas memilih PPP sebagai patron perjuangannya,” imbuh Arief yang juga Dekan FISIP Universitas Bosowa ini.