Masjidil Haram Badai Pasir saat Jamaah Haji Tunaikan Shalat Maghrib

Sumber: Internet

MAKKAH, SULSELEKSPRES.COM – Kabar terbaru datang dari tanah suci, Makkah. Masjidil Haram badai pasir saat jamaah haji menunaikan ibadah shalat maghrib.

Informasi ini diperoleh dari postingan media sosial Anggota DPR RI, Akbar Faizal yang juga tengah menunaikan ibadah haji. Akbar bercerita, saat terjadi badai dirinya bersamaan jamaah lain sedang menunaikan shalat.

Baca: Tunaikan Ibadah Haji, KH Ma’ruf Amin Shalat di Pintu Hotel

“Pada rakaat kedua Sholat Magrib saat suara gemuruh terdengar dari bukit dibagian atas sebelah kanan Ka’bah. Awalnya, udara dingin terasa menyertai angin yang tiba-tiba bertiup keras,” tulis Akbar melalui postingan media sosialnya (19/8/2018).

Akbar yang berdiri dibarisan atau shaf ke empat mengaku merasai ada yang aneh diwajahnya. “Kurasakan angin semakin bergemuruh dan wajahku terasa tersapu sesuatu. Badai pasir. Qiswah robek dibeberapa bagian,” tambahnya.

Baca: Disebut Bodoh, Akbar Faisal Amuk Rocky Gerung di Twitter

Seluruh jamaah saat itu disebut tak ada yang bergerak. Meskioun badai pasir kian keras.

“Sesekali kubuka mataku. Perih, udara memutih oleh pasir. Sinar lampu redup oleh pasir yang semakin tebal. Angin berputar. Kami menyelesaikan sholat Magrib dalam diam,” tuturnya.

Baca: Akbar Faizal Kunci Nomor Urut 1, SYL Dapat Nomor Urut Segini

Berikut tulisan lengkap Akbar Faizal yang dikutip Sulselekspres.com melalui akun Facebook petinggi DPP Nasdem tersebut.

Masjidil Haram Badai Pasir

Imam Besar Masjidil Haram sedang membacakan Surah Al-Baqarah ayat 286 pada rakaat kedua Sholat Magrib saat suara gemuruh terdengar dari bukit dibagian atas sebelah kanan Ka’bah. Awalnya, Udara dingin terasa menyertai angin yang tiba-tiba bertiup keras. Kututup mataku agar lebih konsentrasi. Jarang-jarang saya bisa mendapat tempat didepan paling istimewa di depan Ka’bah. Berdiri khusuk di barisan keempat dari depan persis didepan Multazam membuatku tak ingin kehilangan konsentrasi demi mendapatkan hidayah-NYA. Kurasakan angin semakin bergemuruh dan wajahku terasa tersapu sesuatu. Badai pasir. Qiswah robek dibeberapa bagian. Subhanallah…. Allahu Akbar!!

Tak ada yg bergerak. Keteguhan sebagai hamba Allah dihadapan Baitullah sedang diuji. Badai semakin keras. Sesekali kubuka mataku. Perih… udara memutih oleh pasir. Sinar lampu redup oleh pasir yang semakin tebal. Angin berputar. Kami menyelesaikan sholat Magrib dalam diam. Suara Imam melalui pelantun —rasanya yang terbaik di dunia— terdengar seperti wahyu yg dibacakan turun dari langit. Sungguh terasa magis. Ya… Allah, Maha Besar Engkau. Aku bergetar hebat. Merinding.

Sholat usai. Tiba-tiba terdengar suara komando dari barisan belakang dari seorang anak muda, “Allahu Akbaaaar”. Maka takbir bergema dari jamaah meski hanya sebentar.

Rencananya, besok Subuh usai sholat kami bergerak ke Arofah untuk melaksanakan Wukuf. Oleh petugas haji Maktour kami mendapat perubahan jadwal bahwa pemberangkatan besok ke Arofah akan dilaksanakan Pkl.08.00. Padang Arofah juga mengalami badai yg lebih besar disertai hujan deras. Tenda-tenda yang dipersiapkan sejak 3 minggu sebelumnya rubuh bahwa beberapa diantaranya terbang. Petugas membutuhkan waktu semalam penuh saat ini untuk membetulkannya. Subhanallah…. Semua karena IjinMU ya Allah…. Maka mudahkanlah semuanya. Sebab Engkau Maha Tahu. (*)