SULSELEKSPRES.COM – Peneliti Perhimpunan Demokrasi Indonesia, Rocky Gerung ikut mengkritik keputusan pemerintah membeli 51 persen saham Freeport di Papua.
Rocky menganggap kalau keputusan ini sebagai sebuah kedunguan. Hal itu disampaukan Rocky melalui akun media sosial Twitternya.
Baca Juga:Â Debat Rocky Gerung dengan Pendukung Ahok: Dari Kata Homo Hingga Dungu
Kritik Rocky ini bermula dari ciutan politisi PDIP Budiman Sudjatmiko yang memproklamirkan pembelian saham Freeport tersebut sebagai sebuah kemerdekaan.
“..Kami, bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaaan Indonesia. Hal2 mengenai pemindahan kekuasaaan 51% saham Freeport dll diselenggarakan dgn cara saksama & dlm tempo sesingkat2nya”. MERDEKAAAA!!” tulis Budiman.
Baca Juga:
Begini Tanggapan Rocky Gerung Soal Perusakan Baliho Partai Demokrat
Rocky Gerung: Saya Bayangkan Ada Aliansi Jurnalis Akal Sehat
Ciutan Budiman ini kemudian ditanggapi salah seorang nitizen dengan nama akun @_haye_.
“Ini lagi transaksi utang ratusan Trilyun lalu menjerit Merdeka? Apa gak bisa punya proporsionalitas wajar saja mas? Supaya gak kaya orang nyabu gitu, masa Freeport dibandingkan dengan proklamasi?,” katanya.
Adapun Rocky Gerung ikut nimbrung dengan ciutan singkatnya.
“Kedunguan yang membumi.” tulisnya (23/12/2018).
Kedunguan yang membumi.
— Rocky G (@rockygerung) December 22, 2018
“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Kedunguan adalah pilihan sejumlah mahluk.” tambah Rocky Gerung.
Dalam ciutan setelahnya, Rocky kembali berpendapat soal pembelian saham ini.
“Soal: A: Perpanjang kontrak. B: Tidak perpanjang. Jawab: C. Beli! *Ya rezim dungu:)),” tulisnya.
Soal: A: Perpanjang kontrak.
B: Tidak perpanjang.
Jawab: C. Beli!
*Ya rezim dungu:))— Rocky G (@rockygerung) December 23, 2018
Sebagai informasi, Inalum telah melunasi transaksi saham Freeport Indonesia sebesar US$3,85 miliar atau sekitar Rp56 triliun (kurs Rp14.500 per Dolar AS). Dana itu berasal dari obligasi global perusahaan yang diterbitkan pada bulan lalu sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp58 triliun.