25 C
Makassar
Friday, December 13, 2024
HomeNasionalPemimpin OPM Sebut Penembakan di Nduga Imbas Penangkapan Demonstran di Surabaya

Pemimpin OPM Sebut Penembakan di Nduga Imbas Penangkapan Demonstran di Surabaya

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Pemimpin Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda menduga tragedi penembakan yang menewaskan sejumlah pekerja proyek jembatan jalur Trans Papua Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, tidak berdiri sendiri.

Menurut dia, kekerasan ini terjadi beberapa hari selepas anggota Polri membubarkan dan menangkap sejumlah pengunjuk rasa di Surabaya, Jawa Timur, yang merayakan hari jadi gerakan kemerdekaan Papua Barat pada 1 Desember lalu.

BACA: Satu Korban Penembakan di Papua Asal Gowa

Mereka yang diciduk termasuk dua warga Indonesia dan seorang warga Australia. Dia juga menuding TNI-Polri kerap menggunakan kekerasan sebagai alasan untuk menambah pasukan dan mengintimidasi warga sipil.

“Untuk memperbaiki sesuatu kita perlu tahu apa yang keliru, tetapi kami tidak bisa mempercayai pemerintah Indonesia terkait insiden Nduga,” kata Benny dilansir dari CNN Indonesia (6/12/2018).

BACA: Warga Sulsel Jadi Korban di Papua, Pemprov Turut Berduka

Dia meminta seluruh elemen pro kemerdekaan tetap tenang. Benny menyatakan tetap mengutamakan diplomasi dalam mencapai tujuan mereka.

Namun, dia tak bisa menghalangi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menggelar operasi militer untuk melawan pemerintah Indonesia yang dianggap menjajah.

BACA: Jokowi: TNI-Polri Tangani Kasus Penembakan Pekerja Infrastruktur di Papua

“Kami tidak ingin ada pertumpahan darah. Kami ingin pemerintah Indonesia hadir dalam perundingan internasional untuk membicarakan soal referendum. Itu adalah upaya kami yang sesungguhnya,” katanya.

Wenda meminta seluruh elemen gerakan Gerakan Kemerdekaan Papua Barat tetap tenang. Namun, jika serdadu TPNPB wilayah Nduga dipimpin Egianus Kogoya ternyata memang menyerang warga sipil, maka hal ini menjadi tidak lazim. Sebab selama ini mereka hanya menargetkan aparat, baik TNI maupun Polri.

Juru bicara Komite Nasional Papua Barat, Victor Yiemo menyatakan seluruh pasukan mereka kini mundur ke hutan-hutan. Namun, dia menyatakan konflik akan meningkat karena TNI-Polri mengirim pasukan tambahan untuk memburu Kogoya dan anak buahnya.

(*)
spot_img
spot_img

Headline

spot_img