MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Bergabungnya Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Partai Nasdem disebut sangat pragmatis dan hanya mengejar posisi tertentu di tingkat nasional.
Hal itu diungkapkan Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Firdaus Muhammad mengatakan, akhir-akhir ini nama mantan Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel itu, disebut-sebut sebagai salah satu bakal calon wakil presiden (Cawapres) terkuat, bahkan berdasarkan informasi yang beredar nama SYL masuk sebagai calon kabinet Jokowi-JK.
“Kalkulasinya jelas, lebih pragmatis yakni membidik pilpres (Pemilihan Presiden) setidaknya mengejar tiket kabinet,” kata akademisi UINAM itu, saat dihubungi melalui whatsappnya, Jumat (23/3/2018).
Firdaus Muhammad, menilai, pilihan gubernur Sulsel dua periode itu, sangat tepat sebagai arena baru pascalengser dari posisi gubernur per tanggal 8 April 2018 nanti.
Baca juga:
Tiga Sinyal SYL Sebelum Gabung Nasdem
Untuk itu, menurut Firdaus Muhammad, SYL harus lebih serius di Nasdem dengan ikut sosialisasi sebagai kontestan di Pilpres mendatang, termasuk untuk ikut kampanyekan kandidat usungan Nasdem di pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018 ini.
Namun, problemnya, SYL masih sulit beradaptasi untuk kampanyekan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Azis) yang diusung Nasdem.
“Atau malah, SYL, harus memulai arena politik nasional di Nasdem bersama Surya Paloh, membidik Pilpres sebagai kandidat Wapres dari Nasdem atau setidaknya mengejar posisi menteri masa mendatang,” jelasnya.
Ditanya apakah dengan sikap SYL ini, memungkinkan bagi loyalisnya untuk mengikuti jejaknya di Nasdem?
“Kemungkinan loyalis mengikuti jejak SYL tetapi tidak massif karena, SYl lebih condong ke nasional, kecuali kalau SYL ditunjuk Ketua Nasdem,” pungkasnya.
Penulis: Abdul Latif