MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Nasdem, Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan 1, H. Muhammad Rapsel Ali menggelar sosialisasi holding BUMN sebagai lokomotif kebangkitan ekonomi masa depan, Selasa (11/10/2022).
Bertempat di Ballroom Theater Lt. 3 Menara Phinisi UNM Kota Makassar, Rapsel Ali menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan untuk membangkitkan ekonomi masa depan, pasca pandemi covid-19 yang melanda kurang lebih dua tahun.
“BUMN harus kita dorong untuk turut serta memakmurkan masyarakat dan kebangkitan ekonomi berbasis potensi daerah, apalagi kita baru dilanda pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir,” kata Rapsel.
“BUMN saat ini menjadi ujung tombak pemulihan Ekonomi Nasional harus kita dukung penuh sehingga masyarakat kita bisa bangkit lebih kuat dan bersaing di pasar global dengan dukungan BUMN. Dibutuhkan kolaborasi bersama antara pemerintah dari pusat sampai daerah, BUMN, Swasta, lembaga pendidikan dan Komunitas untuk bersinergi memulihkan perekonomian Indonesia” Tambahnya
Sosialisasi yang melibatkan ratusan pelaku usaha dan driver ojol di Kota Makassar ini diisi oleh narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi media. Mereka diantaranya ialah Dosen Universitas Negeri Makassar, Dr. Aris Baharuddin dan Direktur Kabar Group Indonesia, Upi Asmaradhana.
Akademisi, Aris Baharuddin menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang baru merintis usaha dan yang ingin mengembangkan usahanya. Menurutnya pelaku usaha, terutama UMKM ialah penopang perekonomian bangsa.
“Kegiatan ini bermanfaat bagi warga yang baru mau merintis usaha dan yang mau mengembangkan usahanya untuk naik kelas agar dapat bersaing dengan pelaku usaha luar negeri,” ujarnya.
Selain itu Dr.Aris juga memuji keberanian Rapsel Ali untuk masuk kampus meminta pandangan akademisi dan pengamat terkait Holding BUMN.
Sementara itu, jurnalis senior Upi Asmardhana mengatakan peran media mainstream saat ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan usaha pelaku UMKM. Melalui media mainstream, produk-produk yang dipasarkan dapat diakses lebih luas oleh pasar.
“Lebih dari 150 juta berbelanja produk secara online. Ini adalah potensi dan kesempatan yang baik bagi pelaku usaha. Pandemi membuat pola hidup berubah, yang sebelumnya konvensional berubah menjadi digital,” ucapnya.