SULSELEKSPRES.COM – Ratusan orang dinyatakan tewas akibat mengkomsumsi minuman keras (miras) oplosan, saat merayakan gajian di perkebunan teh daerah Assam, negara bagian Timur Laut India.
Menteri Kesehatan Assam, Himanta Biswa Sarma mengungkapkan bahwa dia mendengar kabar kematian setiap dua menit. Mereka yang dirawat di rumah sakit masih dalam kondisi kritis.
Hingga saat ini, 133 orang yang tercatat meninggal di rumah sakit. Belum diketahui berapa jumlah korban yang meninggal di perumahan, mengingat insiden keracunan ini terjadi di distrik Jorhat dan Golaghat, sekitar 300 kilometer dari Ibu Kota Guwahati.
Para dokter dari kota lain telah didatangkan untuk memberi pertolongan cepat kepada pasian yang mengeluh sakit perut, muntah-muntah, bahkan kejang-kejang. Kebanyakan dari korban yang meninggal adalah perempuan dan petani teh yang baru saja menerima gaji.
Dikutip dari idntimes dan CNN,
akibat insiden keracunan massal tersebut, otoritas setempat telah menetapkan 10 tersangka sejak laporan diterima pada Kamis (21/2/2019), para korban diketahui mengkonsumsi alkohol yang tidak memiliki izin resmi, dikenal dengan nama “country-made liquor”.
“Ini murni kasus keracunan alkohol yang berdampak terhadap para petani teh dan warga sekitar distrik,” ujar petugas kepolisian di Assam, Partha Pratim Saikia.
Berdasarkan laporan setempat, kandungan dalam alkohol beracun tersebut adalah gula tebu dengan etil alkohol. Polisi menyebut penyedia alkohol tersebut sebagai Dharupadi Oran, yang menurut laporan warga adalah seorang perempuan tua berusia 65 tahun.
Doketahui, tren mengkonsumsi miras oplosan meningkat di India sejak 2011. Kala itu sekitar 172 orang meninggal akibat keracunan di wilayah Bengal Barat. Masyarakat yang tidak mampu membeli miras berizin cenderung mengkonsumsi miras oplosan yang kandungannya berbahaya.