PAREPARE, SULSELEKSPRES.COM – Pemerintah Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, menerima kunjungan rombongan Tim Penilai Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Tahun 2018, Senin (16/07/2018).
Tim Penilai yang diwakili oleh Rais Rahman selaku Sekretaris beserta rombongan, diterima oleh Penjabat Sekretaris Daerah Parepare, Iwan Asaad, Camat Bacukiki, Iskandar Nusu, dan Lurah Watang Bacukiki, Supardi, serta disambut dengan tarian ‘mappadendang’ dan pencak silat yang merupakan, budaya kearifan lokal yang berasal dari Bacukiki.
Dalam sambutannya, Supardi mengatakan, Watang Bacukiki telah ada sejak abad VII dan ditandai oleh munculnya salah satu pemukiman, yang menurut Lontara Bugis dinamakan Petta Manurungnge dan wilayah kerajaannya di Bulu Arungnge.
Supardi mengemukakan, secara geografis Watang Bacukiki berada pada dataran tinggi dengan luas wilayah 23,22 kilometer persegi, dan berpenduduk 1.998 jiwa, 537 Kepala Keluarga, yang tersebar pada 7 RW dan 14 RT. Adapun profesi masyarakatnya, kata dia, didominasi bekeja sebagai petani.
Supardi menjelaskan, dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, wilayah, dan kemasyarakatan, Watang Bacukiki mengusung visi yang dikemas dengan brand SMART yakni, Sejahtera, Mandiri, Aman, Relijius, dan Terdepan dengan berlandaskan kearifan lokal.
“Jadi, dalam mengimplementasikan konsep tersebut kami membawa enam misi yaitu, pengembangan usaha ekonomi kreatif dan produktif melalui pembinaan kelompok usaha masyarakat, menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat, mengaktualisasikan nilai-nilai keagamaan dalam pembangunan dan kemasyarakatan, serta meningkatkan pelayanan publik yang berbasis e-government serta menjaga kearifan lokal melalui pelestarian budaya,” paparnya.
Supardi menambahkan, yang menarik dari Watang Bacukiki yaitu, seni tari mappadendang dan pencak silat, yang dilestarikan melalui even pariwisata tahunan melalui Festival Salo Karajae dan Festival ‘Mallipa’.
“Berbicara wisata alam, di Watang Bacukiki juga terdapat sungai Salo Karajae, Pegunungan Nepo dan ‘Assokkang Matoe’ serta wisata ‘Ladoma’. Adapun cagar budaya yang ada di Watang Bacukiki yaitu, Batu Makkikie, meriam tua, serta Masjid Al-Mujahidin yang berdiri sejak 1906. Ditambah lagi, makanan tradisional dan produk-priduk lainnya hasil kreativitas masyarakat Watang Bacukiki,” tandasnya.