25 C
Makassar
Sunday, September 8, 2024
HomeMetropolisTim Konsultan Covid-19 Sulsel Harap PSBB, Kasus di 2021 Diprediksi Meningkat

Tim Konsultan Covid-19 Sulsel Harap PSBB, Kasus di 2021 Diprediksi Meningkat

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Ketua Tim Konsultasn Covid-19 Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Ridwan Amiruddin, mengatakan bahwa pembatasan jam operasional malam yang diterapkan oleh Pemerintah saat ini setingkat lebih rendah dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga kata Prof Ridwan, ia sempat berharap PSBB kembali diterapkan. Namun, Pemprov maupun Pemkot memilih opsi untuk membatasi jam operasional bisnis atau usaha.

“Beberapa dari tim kami berharap laksanakan PSBB karena kasusnya ini sudah tidak terkendali. Tiga kali lipat dari pelaksanaan PSBB periode 1 kota makassar. Sekarang tidak ada PSBB, tidak ada perketatan, kasus naik terus,” kata Prof Ridwan, Kamis (31/12/2020).

Prof Ridwan menegaskan bahwa kasus Covid-19 di Sulsel akan cenderung naik di awal tahun 2021. Dengan melihat beberara kegiatan sosial, natal, tahun baru, maupun liburan. Kasus Covid-19 yang terjadi sekarang ini meningkat hingga empat kali lipat. Dalam per hari pun sekitar 550 di Sulsel. Oleh karena itu, menurutnya memang perlu penyusunan kebijakan untuk mengurangi interaksi penduduk.

“Apalagi diakhir tahun ini ada kegiatan sosial, natal, tahun baru, liburan. Banyak sekali aktivitas yang memungkinkan potensi ledakan kasus itu terjadi. Untuk di awal tahun ini, kasus masih akan cenderung naik,” ungkap Prof Ridwan.

Menurutnya, opsi yang dipilih adalah pembatasan jam malam dan beberapa program yang lain termasuk misalnya penyediaan tempat testing antigen. Tentu, kalau mau melihat efektivitasnya itu nanti bisa dilihat satu dua pekan kedepan, karena itu tidak serta merta diberlakukan lantas sepekan ini langsung ada hasilnya.

Sementara itu, kata Pakar Epidemologi Universitas Hasanuddin (Unhas) terkait rencana vaksinasi, akan buat skala prioritas berdasarkan resiko. Jadi diharapkan petugas kesehatan yg pertama beserta pasien, kemudian kelompok berisiko selanjutnya termasuk komorbid. Ia berharap pelaksanaannya itu dilakukan secara simultan agar memberikan efek yg lebih nyata.

“Petugas kesehatan tentu yang menjadi prioritas pelaksanaan vaksin. Karena sekarang kita lihat petugas kita semakin banyak yang terpapar covid, ini sangat mengkhawatirkan,” ungkapnya.

Sesuai dengan arahan Menteri Kesehatan, masing-masing daerah diminta untuk persiapkan hal-hal yang mendukung pelaksanaan vaksin. Mulai dari rantai vaksinnya, Sumber Daya Manusia (SDM) nya, sampai pada daftar list orang-orang yg akan divaksin.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

spot_img
spot_img