MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – 5 September lalu, Nurdin Abdullah mulai mengemban tugasnya sebagai Gubernur Sulawesi Selatan dan didampingi Andi Sudirman Sulaiman sebagai Wakilnya.
Menjadi orang nomor satu di provinsi seluas 45764,53 km2 ini, tentu pelbagai tantangan datang silih berganti. Dengan populasi 8,7 juta jiwa, nasib daerah yang Ia nahkodai berada diujung tangannya.
BACA: Nurdin Abdullah Tanggapi Polemik TP2D Sulsel
Hari ini, tepat 59 hari sejak Ia menjabat. Dari waktu ke waktu, setidaknya ada 2 kegaduhan yang timbul; Surat Edaran Wakil Gubernur mengenai Larangan Event yang Berpotensi Syirik dan terbaru, Polemik Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Sulsel.
Surat Edaran Wakil Gubernur
Baru menjabat 35 hari. Setelah mata publik tertuju pada pelantikannya, duet kepala daerah kembali menjadi sorotan publik, baik dari masyarakat lapisan akar rumput hingga elit.
11 September 2018, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel melalui Wakil Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman menerbitkan surat edaran berbentuk imbauan.
BACA: Surat Edaran Pemprov Sulsel, Kaitkan Bencana Alam dengan Perilaku Syirik Masyarakat
Dalam isinya, surat tersebut mengaitkan bencana alam yang akhir-akhir ini, berhubungan dengan perilaku masyarakat, yang dinilai syirik. Perilaku masyarakat tersebut lah yang dipandang mendorong Tuhan memberikan cobaan berbentuk bencana alam, seperti Gempa Bumi, Tsunami, dan Longsor.
Pro dan Kontra pun menyusul, ada yang ‘Applause’ dan ‘Skeptis’. Terlepas dari keduanya, surat edaran ini dinilai kalangan tertentu dapat menjadi pemicu tindakan intoleran di Sulsel.