MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bakal diberi gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) oleh Universitas Pertahanan (Unhan) RI.
Megawati dinilai membuat sejumlah keberhasilan saat menjabat sebagai Presiden ke-5 RI. Pemberian gelar Profesor Kehormatan akan dilakukan pada sidang senat terbuka, Jumat, 11 Juni 2021.
Pengamat Politik Rocky Gerung menilai bahwa pemberian gelar Profesor Kehormatan kepada Megawati sangat berpengaruh kepada nilai politik ketimbang akademisnya. Apalagi, menurut Rocky, Megawati masih merupakan tokoh yang berpengaruh di Indonesia.
“Lebih besar aspek politiknya bukan aspek akademis, karena orang melihat Megawati itu tokoh yang masih menentukan potensi dan semua orang yang ingin meneruskan karir politiknya harus berbaik dengan Ibu Mega,”ujar Rocky dikutip dari Youtubenya, Rabu (9/6/2021).
Rocky menyebutkan bahwa Unhan masih dibawah naungan Kementerian Pertahananyang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Hal tersebut bisa membuat masyarakat membawa penilaian sendiri terhadap gelar profesor yang diberikan kepada Megawati.
“Kelakuanbaik itu yang diperlihatkan oleh Pak Prabowo, di kantornya di Merdeka Barat dibuatkan patung Bung Karno naik kuda nanti hari Jumat Ibu Mega akan diberi gelar Profesor kehormatan jadi ini dimensi politik yang orang pertanyakan dua kali ya suka itu diingat-ingat kan publik akan melihat ini sebagai peristiwa politik atau peristiwa akademis,”ujarnya.
Dibandingkan dengan gelar Profesor Akal Sehat, Rocky menyebutkan bahwa gelar tersebut disematkan oleh para netizen kepada dirinya.
“Gelar kehormatan yang diberikan oleh netizen dan itu membawa beban karena musti terus seolah-olah harus berakal sehat itu yang penting. Yang penting sudut logikanya runtun dan kesehatan akal itu kan ditentukan oleh kemampuan etis untuk membandingkan keadaan,”jelasnya.
“Akal itu biasanya diperintah oleh hati jadi akal sehat sebetulnya. Kalau hatinya sehat,”tambahnya.
Seperti diketahui Jabatan profesor dicapai setelah dosen melalui tahap pencapaian angka kredit yang sudah ditentukan sesuai nilai kum yang diperoleh secara berjenjang dari jabatan fungsional akadamik Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan Profesor/guru besar. Dosen yang bersangkutan wajib melaksanakan tridarma perguruan tinggi, dimana salah satunya adalah bidang penelitian dan membuat publikasi, terutama publikasi internasional bereputasi dan berdampak dari hasil-hasil penelitiannya.
“Sebelum menjadi guru besar dia udah nulis macam-macam loh, ini sebetulnya itu tradisi ilmiah supaya orang nggak Kaget, gua tiba-tiba gua jadi guru besar. Justru karena dia udah punya profile, justru karena sudah nulis dan biasanya tulisan itu udah berkali-kali dengan tema yang sama sehingga kelihatan kompetensi dia untuk mengajar mengasuh mata kuliah yang dia tulis begitu,”jelas Rocky.