MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Alat kontrasepsi atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan Kondom, merupakan alat pengaman yang biasa digunakan oleh pasangan suami istri saat berhubungan intim.
Hal itu dimaksudkan untuk meminimalisir pembuahan sperma yang bisa saja melekat di janin perempuan dan berujung pada kehamilan. Biasanya alat tersebut digunakan pada saat pasangan sedang menjalani program KB atau sedang menahan rentang usia anak mereka.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan, pengguna alat kontrasepsi tersebut mulai merambah ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, khususnya bagi kalangan muda-mudi yang belum resmi dalam ikatan pernikahan.
Realita mayoritas muda-mudi di kota-kota besar saat ini memang sudah menganggap tabu hal seperti itu, khususnya di momen-momen tertentu seperti vakentine day dan malam pergantian tahun.
Di penghujung tahun 2019 ini peminat alat kontrasepsi mulai membludak. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penjualan alat tersebut di outlet-outlet yang ada di kota-kota besar, tidak terkecuali kota Makassar.
Berdasarkan penelusuran reporter Sulselekspres.com di 17 minimarket yang tersebar di lima kecamatan, sekitar 80% mengatakan penjualan alat kontrasepsi mereka mengalami peningkatan.
Dibanding hari-hari biasa, peningkatan penjualan alat kontrasepsi bahkan ada yang meningkat 100-150%. Hal ini diakui oleh salah satu pegawai minimarket di kecamatan Rappocini.
“Akhir-akhir ini memang ada peningkatan. Sejak dua pekan yang lalu malahan,” ujar pegawai yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Kalau hari-hari biasa itu satu bulan paling 10 pack yang laku. Paling banyak itu 15 pack. Itupun banyak kecil, yang isi tiga. Kalau akhir-akhir ini meningkat. Tadi malam malah ada yang beli 4 pack sekaligus. Tiap malam pasti ada yang beli,” lanjutnya.
Konsumen yang datang membeli alat kontrasepsi tersebut bermacam-macam, mulai dari dewasa sampai dengan anak muda.
“Kalau pembelinya di sini biada bapak-bapak. Kalau anak muda jarang, tapi adaji juga,” bebernya.
Di tempat yang lain reporter Sulselekspres.com menemui fakta yang sedikit berbeda. Di salah satu minimarket yang berada di kecamatan Mamajang mengakui bahwa penjualannya belum mengalami peningkatan drastis.
“Belum ada peningkatan sih mas. Masih seperti biasanya, jarang yang beli. Karena di sini kan tempatnya agak sepi,” ujar salah seorang pegawai
“Puncaknya itu biasanya nanti pas tanggal 31. Jadi kalau masih H-2 atau H-1 begini masih agak jarang. Masih malu-malu mungkin,” lanjutnya.
Penelusuran reporter Sulselekspres berlanjut ke area Tamalate. Di salah satu minimarket, tim mendapat keterangan baru meski harus bersusah payah membujuk karyawan wanita di toko tersebut.
Di tempat ini jumlah penjualannya juga meningkat. Bahkan pengunjung yang datang juga datang dari kalangan pemudi dan tidak sungkan membeli alat tersebut.
Waktu ramai pengunjung yang mencari alat kontrasepsi tersebut biasanya di atas jam 12 malam bahkan dini hari.
“Yang datang itu biasanya bapak-bapak. Tapi banyak ji juga anak muda. Cewe juga biasa datang ji beli. Tidak malu-malu ji juga, biasaji. cuek malah,” lanjutnya dengan sedikit raut tersipu.
“Mereka biasanya datang tengah malam. Jam-jam 12 malam itu. Biasa juga ada yang jam 2 malam. Di sini kan 24 jam, jadi pengunjung bisa datang kapan saja,” beber gadis berpostur jangkung tersebut.
Jenis barang yang paling banyak diminati konsumen adalah Tissue Magic. Bahkan beberapa toko harus menambah stok barangnya hampir setiap hari.
“Yang paling laku itu yang merk Sutra, Tissue Magic itujenisnya. Kalau di sini biasa tambah stok, hampir setiap hari malah.”
Untuk harga jual sendiri bervariasi, ada yang dibawah 10 ribu sampai dengan 50 ribu. Akan tetapidi momen jelang pergantian tahun ini harga jual alat kontrasepsi tersebut tidak mengalami kenaikan, justru diberikan diskon.
” Di sini ada diskon kak. Dari harga hampir 50 ribu itu yang paling mahal, harganya tinggal 41 ribu. Ini memang seragam diskonnya di semua tempat kami,” lanjutnya.
Meski begitu para penyedia alat kontrasepsi ini mengaku bahwa momentum akhir tahun hal-hal seperti ini sudah biasa terjadi. Peningkatan penjualan memang kerap terjadi di momen-momen tertentu.
Penulis : Widyawan Setiadi