Apakah benar minuman energi berbahaya untuk ginjal?

ilustrasi minuman/ INT

SULSELEKSPRES.COM – Sebagian orang sering mengandalkan minuman berenergi, untuk menunjang ketahanan tubuh. Minuman energi merupakan minuman yang sangat tinggi akan kafein.

Dalam jurnal Annals of Pharmacotherapy tahun 2014, efek kafein dalam minuman berenergi terhadap kerusakan ginjal masih jarang ditemui. Dari 166 laporan tentang efek negatif minuman berenergi, hanya tiga yang memiliki kaitan dengan gagal ginjal yang belum diketahui mekanismenya. Tiga kasus ini pun terjadi pada konsumsi minuman berenergi dalam jumlah sangat banyak.

Meskipun efek kafein dalam minuman berenergi masih jarang ditemui, terlalu banyak kafein memang membuat ginjal harus bekerja lebih keras.

Kafein bersifat diuretik, yakni menambah kecepatan dalam pembentukan urine sehingga Anda jadi lebih sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Maka, kafein membuat kerja ginjal lebih berat dalam membuang cairan dari tubuh untuk membentuk urine.

Apalagi jika Anda mengonsumsi minuman berenergi saat sedang berkeringat. Selain air keluar dari kulit, minuman berenergi juga akan mengeluarkan cairan tubuh Anda melalui urine. Dehidrasi pun sangat mungkin terjadi.

Umumnya, minuman energi mengandung sekitar 80-200 mg kafein per kaleng atau botol. Kafein sebenarnya aman jika dikonsumsi dalam dosis yang kecil, seperti segelas teh atau secangkir kopi. Namun, kafein akan menjadi berbahaya ketika dikonsumsi dalam jumlah besar, misalnya sampai lebih dari 400 mg dalam sehari.

Konsumsi kafein yang berlebihan memiliki dampak terhadap pembentukan batu ginjal. Kafein akan meningkatkan kadar kalsium urine. Para peneliti menduga, karena peningkatan kalsium urine, maka ada sedikit peningkatan risiko terbentuknya batu ginjal jenis kalsium oksalat setelah mengonsumsi kafein dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang.

Efek minuman energi terhadap ginjal manusia memang masih perlu dipelajari lebih lanjut. Namun, penelitian tentang efek minuman berenergi pada ginjal binatang, yakni tikus, menunjukan adanya kaitan yang cukup erat. Dilansir dari Live Science Journal, di tahun 2014 dilakukan penelitian menggunakan tiga merek minuman berenergi yang berbeda terhadap ginjal tikus.

Ternyata, minuman berenergi yang diuji coba pada tikus dapat menyebabkan perubahan struktur ginjal yang permanen. Perubahan struktur ginjal ini akan menurunkan fungsi ginjal di dalam tubuh.

Selain kafein, minuman energi juga mengandung taurin. Taurin merupakan zat yang mengandung sulfur dan protein. Terlalu banyak konsumsi minuman berenergi, maka taurin akan semakin menumpuk di dalam tubuh. Apalagi bagi orang yang memiliki masalah penyaringan dalam ginjal, akan lebih kesulitan menyaring taurin di dalam tubuh.

Kombinasi taurine dan kafein dalam minuman energi diduga memiliki efek meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi dapat memicu terjadinya penyakit ginjal.
Bagi orang yang mempunyai risiko mengalami penyakit jantung, atau penyakit ginjal sebaiknya batasi konsumsi minuman berenergi, terutama yang kafein dan taurinnya tinggi. Bagi Anda yang sehat, minum sesekali boleh saja. Namun, jangan jadikan minuman berenergi sebagai minuman harian Anda atau sebagai pengganti air putih.

Meski setiap produk minuman berenergi kandungan kafeinnya beda-beda, setidaknya sebotol minuman berenergi 237 ml bisa mengandung sekitar 80 mg kafein, setara dengan secangkir kopi.

Namun, ada juga minuman berenergi yang bertindak sebagai “penambah energi ekstra” sehingga konsumen dijanjikan bisa lebih awas dan bertenaga. Produk seperti itu biasanya memberikan dosis kafein lebih besar, yaitu sampai 200 mg kafein.

Sulitnya lagi, perusahaan minuman berenergi jarang mencantumkan kadar kafein di tiap kemasan produk mereka. Karena itu, konsumen bisa salah memperhitungkan asupan kafein dalam sehari.

Oleh karena itu, jika dalam satu hari Anda sudah mengonsumsi sebotol minuman berenergi, kurangi makanan dan minuman yang mengandung kafein lainnya seperti teh, cokelat, atau kopi. Jika kelebihan kafein, Anda akan membahayakan ginjal dan kesehatan Anda secara umum.

SUMBER: Hellosehat.com