26 C
Makassar
Monday, December 23, 2024
HomeHeadlineDicap Penghina Nabi Muhammad, Penulis Salman Rushdie Ditikam di Atas Panggung

Dicap Penghina Nabi Muhammad, Penulis Salman Rushdie Ditikam di Atas Panggung

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Penulis terkenal dan penuh kontroversi, Salman Rushdie diserang di atas panggung saat hendak memberikan kuliah di salah satu acara di New York, Amerika Serikat.

Ini merupakan serangan brutal setelah lebih dari 30 tahun lalu mendapat fatwa mati dari pemimpin tertinggi pertama Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Salman ditusuk berkali-kali di bagian leher dan perut pada Jumaat,12 Agustus 2022. Dia juga disebut kehilangan bola mata akibat serangan ini.

Salman Rushdie sebelumnya banyak mendapat kecamatan dari umat muslim dunia setelah menulis buku “The Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan. Buku ini banyak dianggap sebagai cerita fiksi untuk menyudutkan dan menghina Nabi Muhammad.

Awalnya, pria bernama lengkap Ahmed Salman Rushdie hidup bersembunyi dengan identitas palsu. Namun pada 2019 lalu dia menyatakan diri tidak ingin lagi hidup dalam persembunyian.

Salam menulis sejumlah buku, namun buku keempat The Satanic Verses yang terbit pada 1988 lalu paling banyak menuai perhatian sekaligus kecaman.

Dikutip dari Tirto, buku The Satanic Verses ini dipersoalkan karena menyinggung soal kepercayaan umat Muslim.

Kepercayaan dalam Islam bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril selama hampir 23 tahun. Jibril menyampaikan ayat-ayat dari Allah lalu Muhammad bertugas menyampaikannya kepada umat.

The Satanic Verses mengambilnya sebagai referensi fiksi sejarah. Salah satu karakter utamanya, Gibreel Farishta, mengalami beberapa kali mimpi di mana ia menjadi malaikat Gibreel (terbaca Jibril). Di dalam mimpi, ia bertemu dengan karakter sental lain yang bagi umat Islam dengan mudah ditafsirkan sebagai personifikasi Muhammad.

Rushdie pun memilih nama karakter Mahound, yang hampir terdengar seperti “Muhammad”. Sejarah mencatat “Mahound” adalah nama panggilan alternatif yang kadang digunakan sejumlah orang Kristen pada Abad Pertengahan. Orang-orang Kristen ini menganggap Muhammad sebagai perwujudan setan.

Ada banyak bagian lain dalam novel yang dengan mudah ditafsirkan sebagai potongan sejarah Muhammad. Judul novel, misalnya, merujuk pada legenda di mana Muhammad mengucap beberapa ayat yang seharusnya jadi bagian dalam Al-Qur’an dan kemudian ditarik dengan alasan sumber ayat ternyata bukan dari Allah, tapi dari setan.

Buku itu segera memancing reaksi kemarahan dari komunitas Muslim di berbagai negara. Rushdie, melalui The Satanic Verses, dianggap telah menghina Muhammad dengan dalih kebebasan berbicara.

Saat ini, pelaku penikaman novelis Salman Rushdie langsung ditangkap usai melakukan penusukan. Pelaku teridentifikasi sebagai warga New Jersey yang sengaja membeli tiket acara yang dihadiri Rushdie di New York, Amerika Serikat (AS), untuk melakukan serangan pada Salman Rushdie.

(*)

spot_img
spot_img

Headline

spot_img